Rapid Antigen Acak
Dandim Buleleng Dipukul Saat Gelar Rapid Antigen Acak di Sidatapa, Melapor ke Polres Buleleng
Dandim pun sempat bertanya kepada kedua anggotanya itu, mengapa melakukan pukulan balasan.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Sunarko
Namun, saat hendak dilakukan rapid, kedua pengendara motor itu berontak. Bahkan, keluarga dari dua pengendara motor datang. Sehingga, Dandim mengakui bahwa salah satu keluarga dari pengendara itu dibawa dengan tindakan cukup tugas, dengan menariknya untuk menjadi satu di posisi kedua pengendara itu.
"Dinamika di lapangan cukup sulit, mereka melawan dan meronta-ronta. Sampai akhirnya saat saya berdiri, ada orang yang saya tidak tahu mengapa memukul bagian kanan kepala saya dari belakang. Saya cukup terkejut tapi tidak pingsan," jelas Dandim.
"Saya kemudian tanya, siapa yang pukul saya, tidak ada yang menjawab. Ada anggota yang berdiri di samping kanan dan kiri saya melihat orang yang memukul saya itu. Dengan cepat anggota yang berdiri di samping saya itu mengejar dan memegang orang yang memukul saya itu, dan balas memukul," lanjut Dandim.
Dandim Windra pun menyebut sempat bertanya kepada kedua anggotanya itu, mengapa melakukan pukulan balasan.
"Kata mereka karena komandan (Windra, red) dipukul. Jadi mohon maaf di TNI, komandan itu salah satu lambang satuan yang harus dilindungi dan dijaga dengan baik, karena merupakan salah satu aset strategis dari kesatuan. Sehingga saya mengerti betul kenapa anggota saya melakukan pukulan balik, karena komandannya dipukul. Pemukulan inilah yang tidak diterima oleh masyarakat Desa Sidetapa," ucapnya.
Baca juga: Soal Video Ricuh Aparat & Warga di Sidetapa Buleleng, Kapenrem: Lihat Utuh, Jangan Berspekulasi
Usai terjadi pemukulan itu, Dandim mengaku sudah berupaya melakukan mediasi. Mengingat, selain Windra, ada tiga anggota TNI lainnya yang juga mendapat pemukulan dari oknum warga.
Namun, mediasi berlangsung alot, hingga akhirnya Dandim pun memutuskan untuk melaporkan kasus ini ke Mapolres Buleleng agar ditindaklanjuti.
"Kami diberikan tugas jelas dari negara untuk memaksimalkan upaya melawan Covid. Ini komitmen saya sesuai perintah saat Menko Marves (Luhut B. Pandjaitan, red) berkunjung ke Buleleng. TNI Polri bukan musuh masyarakat, kami mengabdi untuk masyarakat, kerja pagi, siang, sore, malam, subuh untuk masyarakat. Tidak ada TNI yang berpikiran menyengsarakan masyrakat," katanya.
Usai mendapat pukulan itu, Dandim mengaku sudah melakukan visum dan CT Scan di RSAD Wirasatya Singaraja. Dari CT Scan itu, hasilnya dinyatakan normal, hanya terjadi benjolan di sekitar kepala bagian kanannya.
"Saat dipukul, saya sempat pusing sedikit," ucap Dandim.
Sementara itu, Wakapolres Buleleng, Komisaris Polisi (Kompol) Yusak Agustinus mengatakan, laporan Dandim Buleleng ini akan segera ditindaklanjuti. Yakni, pihaknya akan melakukan penyelidikan terhadap pelaku yang memukul Dandim.
Secara terpisah, Perbekel Desa Sidatapa, Ketut Budiasa tak banyak memberikan keterangan mengenai insiden yang terjadi di desanya.
Pihaknya enggan berkomentar terkait peristiwa tersebut dan mengaku masih akan berkoordinasi.
"Ini kan masalah di desa, saya perlu berbicara dulu dengan tokoh masyarakat, agar masalah ini tidak terlalu melebar," ucap Ketut Budiasa. (rtu)