Berita Denpasar
Program Pompa Hidram, Pangdam IX/Udayana: Kita Tingkatkan Kesejahteraan Warga Desa
Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak beberapa waktu terakhir merespons masukan warga
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak beberapa waktu terakhir merespons masukan warga di Bali dan Nusa Tenggara terkait sulitnya akses air bersih di wilayah tempat tinggalnya.
Hal itu kemudian ditindaklanjuti dengan pemasangan Pompa Hidram yang ditargetkan terpasang di 200 titik wilayah agar mendekatkan sumber air bersih bagi warga di desa yang kesulitan mengakses air bersih.
BACA JUGA: Kisah Sri Rintis 'Kripik Biru' yang Populer di Bali, Khas Berbahan Kepala dan Leher Ayam
"Target kami ada 200 Pompa Hidram, kita berdiskusi banyak masukan dari masyarakat tentang pertanian, ada yang tidak punya air, ada juga yang tadah hujan, padahal ada sungai di situ, dengan adanya pompa hidram bisa dimanfaatkan untuk pertanian," ujar Pangdam kepada Tribun Bali, Selasa 24 Agustus 2021.
Seperti halnya di Desa Tangguntiti, Selemadeg Timur, Tabanan, terpasangnya 10 pompa hidram yang telah dimodifikasi sedemikian rupa hingga mampu mengaliri 220 hektare lahan pertanian dengan jumlah 400 KK warga.
Kementerian Pertanian pun telah melirik program yang digalakkan Pangdam IX/Udayana dan berencana menjadikan pompa hidram sebagai pilot project pengairan di wilayah lain.
BACA JUGA: Kodam IX Udayana Distribusikan Bantuan Beras dari INTI Bali
"Sudah mulai dilirik juga oleh Kementerian Pertanian, mereka sudah hadir dan berencana dijadikan pilot project untuk buat di tempat lainnya. Kita memang pemain lapangan, kami mendapat masukan PUPR, masukan dari kementerian pertanian, diharapkan jadi program yang berlanjut di banyak tempat di Indonesia Raya," ucapnya.
Wilayah Bali yang terkenal baik dengan pengairan subaknya ternyata masih ada beberapa yang sulit mengakses air bersih.
Dengan program pompa hidran ini, Maruli yakin akan berdampak pada peningkatan hasil pertanian dan kesejahteraan warga desa.
"Saya yakin ini sangat signifikan mempengaruhi ke pertanian. Saya optimis ini jalan baik untuk di Bali sudah digarap 17 titik dari data survey kami ada 40 titik sementara yang membutuhkan, dan air bersih juga dialirkan ke desa sekitarnya, pompa hidram ini sangat efisiensi anggaran, terlebih dikerjakan secara padat karya," paparnya.
Menurut Maruli, bicara pengairan dan program pompa hidram tidak hanya berkutat pada ketersediaan air beraih saja, namun impact nya juga berdampak pada pengentasan kemiskinan, kebersihan hingga kesehatan.
"Efeknya warga tidak usah lagi beli air bersih, airnya lebih bersih lebih bagus bagi kesehatan, karena air yang tersedia sumbernya ada yang tercemar polusi berbahaya ke stunting pada anak. Semua mempercayai bahwa air akan mempengaruhi tingkat kemiskinan efeknya, air bisa untuk beternak, bertani dan sebagainya," ujar Maruli dengan nada optimis.
Terkait target pengerjaan, bagi Maruli, upaya pemasangan pompa hidram dilakukan secepat mungkin untuk waktu pengerjaan bergantung pada medan yang dihadapi oleh para petugas.
"Tergantung medannya, ada yang sulit bisa sampai dua bulan, kalau medannya ringan ya 3 minggu selesai. Banyak dinamikanya, susah menargetkan waktu, kami survey lihat kanan kiri langsung go, kita dikejar waktu antara orang yang memerlukan air bersih, mengejar momen untuk persiapan tanam, dan hal lain misal untuk peternakan, untuk peternakan warga menbeli air bersih bisa mengeluarkan budget Rp300 ribu," ucapnya.