Berita Denpasar
Mal Diizinkan Beroperasi, Pengunjung Ramayana Denpasar Meningkat dari 100 Menjadi 800 Orang Sehari
Jadi dengan adanya kebijakan 50 persen ini berpeluang membuka secara bertahap fashion yang ada di sini," kata Bagus
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Manajemen Ramayana, Jalan Diponegoro Denpasar mengaku sangat mengapresiasi keputusan pemerintah membuka mal.
Meskipun ada pembatasan yakni 50 persen, namun hal ini berdampak pada omzet Ramayana sendiri.
PR dan Marketing Promo Ramayana, Gusti Bagus Widiantara, mengatakan dengan adanya pembukaan 50 persen ini berpeluang dilakukan pembukaan secara bertahap dan tidak menutup kemungkinan bisa normal kembali.
"Selama PPKM ini kami dari Ramayana hanya membuka swalayan saja, sementara fashion tutup.
Baca juga: Pemkot Denpasar Jajaki Lahan Milik Pemprov Bali untuk Pembangunan TPS3R
Jadi dengan adanya kebijakan 50 persen ini berpeluang membuka secara bertahap fashion yang ada di sini," kata Bagus.
Selama PPKM berlangsung, kunjungan ke Ramayana benar-benar menurun.
Dalam sehari untuk hari Senin hingga Jumat kunjungan rata-rata 100 hingga 150 orang perhari.
Hal ini diakarenakan yang beroperasi hanya swalayan saja.
"Dengan adanya pelonggaran ini dalam sehari sudah sampai 800 orang jadinya ada kenaikan kunjungan yang tentunya berdampak ke omzet," katanya.
Selama PPKM pihaknya mengaku meliburkan semua karyawan yang bertugas pada penjualan fashion.
Sehingga gaji mereka juga ikut terdampak dikarenakan gaji ini tergantung dari omzet.
"Dengan diliburkan jadi secara finansial tidak ada gaji, karena tergantung omset. Tidak ada omset jadi tidak dapat gaji mereka," katanya.
Ia mengatakan, Ramayana memiliki sebanyak 250 orang karyawan.
Sebelum pandemi Ramayana memiliki sebanyak 500 orang karyawan.
Baca juga: Tersinggung Pacar Dipandang, Agung Karna Aniaya Pemuda di Denpasar
Sementara itu, untuk syarat masuk ke Ramayana, setiap pengunjung diwajibkan mematuhi protokol kesehatan.
Juga menyiapkan aplikasi Pedulilindungi untuk scan barcode yang ada di pintu masuk.
Untuk tahap awal ini, pihaknya lebih mengutamakan protokol kesehatan dan sertifikat vaksinasi Covid-19.
"Tahap awal yang masuk pasti prokes, kedua sertifikat vaksin. Kalau sudah vaksin sekali kami perbolehkan masuk," katanya.
Namun pihaknya tetap mengarahkan pengunjung untuk mengunduh aplikasi Pedulilindungi.
"Kalau mereka tidak tahu aplikasi tersebut kami arahkan ke mereka bagaimana tahapan penggunaannya mulai dari download aplikasi sampai pemakaiannya," katanya.
Dengan adanya penggunaan aplikasi Pedulilindungi ini pihaknya sebenarnya mengaku dilema.
Disatu sisi harus taat dengan aturan pemerintah, namun di sisi lain tidak semua pengunjung memiliki ponsel pintar apalagi untuk yang memiliki ekonomi menengah ke bawah. (*)
Artikel lainnya di Berita Denpasar