Berita Buleleng
Lapas Tangerang Kebakaran, Ombudsman Minta Lapas Se-Bali Cek Instalasi Listrik dan Jalur Evakuasi
Umar meminta agar seluruh lapas yang ada di Bali melakukan cek dan ricek terhadap instalasi listrik, maupun jalur evakuasi yang dimiliki
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Terbakarnya Lapas Tangerang, hingga menyebabkan 41 warga binaannya tewas mendapat perhatian dari Kepala Perwakilan Ombudsman RI Bali Umar Ibnu Alkhatab.
Ditemui di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, pada Kamis 9 September 2021 kemarin, Umar meminta agar seluruh lapas yang ada di Bali melakukan cek dan ricek terhadap instalasi listrik, maupun jalur evakuasi yang dimiliki.
Ini agar peristiwa mengerikan seperti yang terjadi di Lapas Tangerang tidak terulang kembali.
Umar menyebut, perisitiwa terbakarnya Lapas Tangerang hingga menyebabkan 41 warga binaannya mati terpanggang, merupakan kejadian yang cukup mengenaskan.
Ia pun mempertanyakan bagaimana jalur evakuasi dan kesigapan petugas lapas saat musibah itu terjadi.
Baca juga: Atas Musibah Kebakaran Lapas Tangerang, Petugas dan WBP Lapas Perempuan Kerobokan Gelar Doa Bersama
"Bukan masalah kebakarannya. Korban yang meninggal itu lho banyak sekali. Ini peristiwa yang cukup mengenaskan.
Jalur evakuasinya itu bagaimana. Kesigapan aparat di Lapas saat peristiwa itu terjadi seperti apa," ucapnya
Tak ingin kejadian serupa terulang, Umar pun meminta kepada seluruh lapas yang ada di Bali untuk melakukan pengecekan terhadap instalasi listrik masing-masing.
Mengingat penyebab kebakaran di Lapas Tangerang diduga akibat korsleting listrik.
Selain itu, ia juga meminta kepada seluruh lapas untuk mengadakan simulasi agar warga binaan maupun petugas lapas lebih tanggap, ketika kebakaran terjadi.
"Simulasi sangat perlu dilakukan. Kalau ada peristiwa kebakaran seperti ini, bagaimana cara mengevakuasi warga binaannya, bagaimana cara mengatasi jika terjadi korsleting listrik," katanya.
Umar juga menyoroti lapas-lapas di Bali yang saat ini dalam kondisi overload atau kelebihan kapasitas.
Kondisi ini kata Umar, juga dapat memicu terjadinya bentrok antar warga binaan.
Untuk itu ia berharap Bali memiliki lapas yang lebih presentatif, dengan kapasitas yang lebih besar.
"Kalau sudah kiri-kanan bersenggolan, pasti marah-marah. Apalagi mereka berada di ruangan lebih kecil.
Baca juga: Tambah Tiga, Korban Tewas Kebakaran Lapas Tangerang Jadi 44 Orang, Berikut Namanya