Berita Badung
Peternak Ayam Petelur di Badung Merugi, Tidak Bisa Menutupi Biaya Pakan
Pandemi Covid-19 tidak hanya membuat terpuruknya pariwisata di Bali tetapi juga berpengaruh pada penghasilan peternak ayam petelur
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
"Ayam petelurnya sudah dijual, kebetulan saat itu ayam sudah harus diganti karena produksinya telurnya berkurang. Namun karena telur juga murah makanya saya memilih ternak itik atau bebek," ucapnya.
Menurut Kardita, harga telur itik masih stabil bahkan dijual sampai Rp 2.700 per butir.
Telur ayam paling mahal bisa dijual Rp 1.200 per butir.
"Kalau saya mempertahankan ternak ayam petelur, rugi pak untuk saat ini. Bahkan terus mengeluarkan isi kantong untuk menutupi biaya pakan," jelasnya.
Pakan itik, kata dia, juga lebih murah.
Pasalnya itik bisa saja dilepasliarkan.
Selebihnya umat Hindu di Bali setiap melaksanakan upacara keagamaan selalu menggunakan telur bebek tersebut.
Kardita menjelaskan di Desa Getasan khususnya di Banjar Kauh ada tiga kandang yang saat ini dikosongkan. Dari 11 kandang ayam petelur, 3 kandang sudah kosong.
"Satu kandang sebenarnya berisi ayam petelur 1.272 ekor. Jadi semuanya beralih ke bebek atau ituk dan ayam kampung," ucapnya. (*).
Kumpulan Artikel Badung