Berita Klungkung
DPRD Klungkung Tambah 1 Fraksi, Pindah dari Hanura, Demokrat dan Perindo Bergabung
DPRD Klungkung menggelar rapat paripurna pembentukan Fraksi Persatuan Demokrat, Jumat 1 Oktober 2021
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - DPRD Klungkung menggelar rapat paripurna pembentukan Fraksi Persatuan Demokrat, Jumat 1 Oktober 2021.
Dengan tambahan fraksi baru ini, DPRD Klungkung saat ini diperkuat oleh 6 fraksi.
Sekwan Klungkung I Wayan Sudiarta menjelaskan, Fraksi Persatuan Demokrat dibentuk oleh 2 partai, yakni Perindo dan Demokrat.
Dimana sebelumnya bergabung dengan Fraksi Hanura.
Ada tiga anggota dewan yang akan memperkuat Fraksi Persatuan Demokrat, yakni sebagai berikut.
Baca juga: Ketua Komisi III DPRD Klungkung: Oknum Dokter Pungli Harusnya Dimutasi
• I Made Jana sebagai Ketua Fraksi
• I Nyoman Mujana dari Partai Perindo sebagai Sekretaris
• Gede Artison Andarawata sebagai anggota
"Rencana pembentukan fraksi baru ini sebenarnya sudah sejak 2 bulan lalu.
Lalu disetujui badan musyawarah dan diparipurnakan hari ini," ungkap Sudiarta.
Pihak lembaga dewan pun, telah menyediakan satu ruangan tambahan.
Juga perlengkapannya untuk ditempati oleh fraksi baru tersebut.
"Kebetulan masih ada satu ruangan kosong.
Itu nanti yang akan ditempati fraksi baru," jelasnya.
Sementara itu anggota Fraksi Persatuan Demokrat, Gede Artison Andarawata menekankan.
Baca juga: Hemat Penggunaan Kertas, Anggota DPRD Klungkung Usulkan Pengadaan Tablet
Jika tidak ada masalah yang melatarbelakangi pembentukan fraksi baru ini, dan harus berpisah dengan Hanura.
"Kita membentu fraksi baru ini, ingin dinamika di Klungkung semakin tajam.
Tentu dengan adanya 6 fraksi, jadi lembaga dewan bisa bersuara lebih kuat.
Jika hanya dibandingkan 5 fraksi seperti sebelumnya," ungkap Artison.
Menurutnya saat ini Klungkung menjadi salah satu kabupaten yang berkembang pesat.
Sehingga membutuhkan lembaga dewan yang lebih kritis dan lebih bersuara dalam mengawasi pemerintahan.
"Misal dalam pandangan fraksi, jika sebelumnya (saat di Hanura) terlalu tebal.
Untuk menampung pemikiran dari 7 anggota dewan dalam 1 fraksi.
Jika sudah ada fraksi tambahan, hal yang disoroti bisa lebih luas," jelas Artison.
(*)
