Berita Denpasar
Selain Sebagai Alat Komunikasi, Ini Penjelasan Terkait Makna Kulkul di Bali
Kulkul adalah salah satu warisan adat budaya dalam bentuk benda, yang hingga saat ini masih lestari di tengah-tengah masyarakat Bali.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
Dengan adanya kulkul lanang/laki dan kulkul wadon/perempuan ini, maka akan memudahkan untuk mengetahui situasi dan kondisi hanya dari mendengarkan suara kulkul saja.
Biasanya jika kulkul lanang yang bersuara adalah menandakan ada hal-hal atau pekerjaan yang memerlukan tenaga ekstra, misalnya saja ada orang ngamuk, ada kebakaran dan sebagainya, maka kulkul lanang yang dibunyikan.
Namun apabila ada kematian, biasanya kulkul wadon yang dibunyikan.
"Sehingga keseimbangan dalam komunitas bisa dijaga dengan baik, yaitu keseimbangan laki dan perempuan dari lambang kulkul ini," jelasnya.
Lalu mengapa letak kulkul biasanya atau selalu di atas bale banjar bahkan di bagian dekat atap?.
"Seperti telah diuraikan di atas, bahwa suara kulkul dipergunakan untuk memanggil atau pertanda pemberitahuan kepada krama yang tempatnya terpencar, apalagi saat masyarakat bekerja di sawah dan ladang yang letaknya jauh dari pusat banjar itu," kata beliau.
Sehingga untuk itu, diperlukan arena atau tempat yang lebih tinggi dari tempat atau rumah penduduk, untuk menempatkan kulkul tersebut.
Agar saat kulkul dibunyikan, maka suara kulkul akan lepas bebas atau suaranya los tanpa ada hambatan atau halangan oleh tembok bangunan.
Akhirnya suara kulkul akan tetap jernih, sehingga orang yang tinggal di jarak cukup jauh dari bale banjar bisa tetap mendengar suaranya.
"Disamping itu kulkul sangat dihormati dan disakralkan, sehingga ditempatkan di tempat yang lebih tinggi dari rumah penduduk," tegas beliau.
Baca juga: Kulkul Bergerak Sendiri, Jero Mangku Elvys: Mungkin Saja Sebuah Pertanda Baik
Baca juga: Buru Hewan Kijang di Kawasan TNBB, Kasiyanto Mengaku Tak Tahu Kijang Adalah Satwa yang Dilindungi
Sebaliknya kalau kulkul ditaruh di bawah, maka jangkauan suaranya akan terbatas karena terhalang oleh tembok, rumah atau bangunan lain.
(*)