PON XX Papua
Sukses Raih Emas di PON XX Papua, Wayan Suatra Mengaku Bangga dengan Semangat Anaknya
Wayan Suatra mengaku terharu saat melihat anaknya yang bernama Ni Made Eppi Wilantika berhasil meraih emas untuk Bali pada PON XX Papua yakni lompat t
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: M. Firdian Sani
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Wayan Suatra mengaku terharu saat melihat anaknya yang bernama Ni Made Eppi Wilantika berhasil meraih emas untuk Bali pada PON XX Papua yakni lompat tinggi putri di venue atletik Mimika Sport Complex (MSC).
Bahkan dia mengaku bangga dengan semangat anaknya itu lantaran optimis untuk mengalahkan petahana.
Ditemui dirumahnya di Banjar Aseman, Desa Abiansemal, Badung pada Kamis 15 Oktober 2021 mengaku terus mensuport anaknya dengan melaksanakan nonton bareng dirumahnya.
Meski demikian dirinya juga selalu mendoakan anaknya selamat dan sukses sesuai cita-cita yang diinginkan.
"Saya memang merasa bangga, bahkan saat dipastikan anak saya menang dan meraih emas, saya sempat menangis terharu dengan semangat anak saya," ujar Suatra.
• Kembali Perkuat Bali United Hadapi PSM Makassar, Begini Komentar Kadek Agung
Suatra mengaku sebelum anaknya Eppi gemar olahraga lompat tinggi, Eppi juga pernah menjadi atlit lari.
Hanya saja karena support dan didikan kakaknya Ella Humiarta, Eppi akhirnya memilih lompat tinggi.
"Sebenarnya, kakaknya yang bernama Ella Humiarta juga atlit lompat tinggi dulu. Bahkan tahun 2014-2015 menjadi juara di Bali. Jadi Kakaknya yang mensuport dan melatih awalnya hingga seperti sekarang," jelasnya.
Dijelaskan untuk medali, pria yang akrab di sapa pak Ella itu mengaku anaknya mendapatkan medali.
Hanya saja dirinya tidak ingat lomba apa yang diikuti anaknya itu.
"Sering dia mendapat medali. Dulu pernah mewakili Bali, dapat juga emas," ucapnya.
• 6 Petinju Bawa Pulang Medali, Sejarah Terukir di Papua, Bali Duduki Peringkat Lima di PON XX Papua
Ditanya mengenai latihan Eppi di tengah pandemi, Suatra mengaku anak keduanya itu selalu latihan di rumah.
Hanya saja sempat latihan di Lapangan Mengwi Badung.
"Awalnya di Lapangan kan tidak diijinkan, karena pandemi ini. Namun setelah dikoordinasikan pihak desa adat, akhirnya memberikan, mengingat latihannya tidak ramai atau terbatas," jelasnya sembari mengatakan teori belajar di rumah prakteknya dilapangan.