Berita Bali

Mensos Risma Kunjungi Korban, Akses Jalan yang Tertutup Material Longsor Dibersihkan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bali, Senin (18/10).

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Karsiani Putri
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Mensos Risma saat mengunjungi korban gempa yang masih menjalani perawatan di RSU Bangli, Senin 18 Oktober 2021. 

"Karena apabila kita lihat di lapangan, terutama titik enam, batu-batunya masih belum dirapikan dan labil. Selain itu banyak kabel bertegangan tinggi milik PLN yang jatuh dan membahayakan pengguna jalan. Sehingga mungkin masih dibutuhkan satu hari lagi untuk merapikan badan jalan dan merapikan kabel PLN. Sehingga aman dan layak untuk dilintasi penduduk," katanya.

Kapolres Bangli AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan mengatakan, pihaknya bersama Dandim 1626/Bangli telah melakukan asesmen di seluruh titik longsor.

Hasilnya, dari sembilan titik longsor, hanya tinggal titik ke enam dan tujuh yang masih perlu dilakukan finishing.

"Kalau yang lainnya sudah clear. Dimungkinkan hari ini (kemarin, Red) sudah bisa dilewati. Tetapi perlu adanya rambu-rambu, seperti rambu-rambu darurat, ataupun police line di kanan-kiri jalan, tepatnya titik longsor ke enam, tujuh, dan sembilan. Karena memang masih agak berbahaya di kiri jalannya. Sehingga saat dilintasi pada malam hari, tidak membahayakan bagi warga yang melintas." ujarnya.

Mengenai kabel-kabel, kata Kapolres, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan PLN dan kemungkinan sore kemarin hingga pagi ini, kabel yang melintang sudah bisa dirapikan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli merilis rekapitulasi dampak bencana gempa bumi yang terjadi Sabtu (16/10).

Sesuai hasil rekap terbaru, diketahui ada 172 titik yang dilaporkan terdampak bencana tersebut.

Dari jumlah keseluruhan itu, yang terbanyak dilaporkan dari wilayah Kintamani dengan 110 titik.

Kerugian materiil yang ditimbulkan mencapai Rp 894 juta.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, I Ketut Agus Sutapa mengatakan, jumlah tersebut masih bersifat dinamis.

Sehingga masih ada kemungkinan terjadi penambahan.

"Kita masih menunggu laporan dari masing-masing desa," ucapnya, Senin.

Lanjut Agus, dari 110 titik bencana di Kintamani, titik dampak bencana terbanyak berada di Desa Terunyan.

Ada tiga dusun yang dilaporkan terdampak kerusakan, di antaranya Cemara Landung, Bunut, dan Madia.

Selain di Kintamani, titik longsor juga dilaporkan di kecamatan lainnya, seperti Kecamatan Bangli, tercatat kerusakan terjadi di lima titik dengan kerugian material Rp 102 juta, Kecamatan Tembuku kerusakan terjadi di 40 titik dengan estimasi kerugian Rp 356,2 juta, dan di Kecamatan Susut kerusakan terjadi di 16 titik dengan estimasi kerugian Rp 265 juta.

"Dengan demikian total kerusakan yang ditimbulkan, baik kerusakan fasilitas milik pribadi maupun publik di seluruh Kabupaten Bangli, untuk sementara tercatat 172 titik dengan estimasi kerugian mencapai Rp 1.617.200.000," sebutnya.

Terkait ketersediaan logistik, Agus mengatakan, jumlahnya mencukupi.

Ia menyebut, masih tersedia 485 bungkus beras, paket sembako 180 paket, mi instan 61 dus, telur ayam 29 krat, minyak goreng 20 dus, pakaian bekas 1 ball, family kits 10 paket, kids ware 5 paket, food ware 10 paket terpal 60 buah dan paket lainnya 162 paket, termasuk uang tunai Rp 5 juta.

Belajar Daring

Gempa yang berdampak pada tertutupnya akses darat di jalur Buahan-Terunyan mengakibatkan sejumlah aktivitas terganggu.

Salah satunya Nyoman Lili Yuniati yang terpaksa kembali mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secara daring.

Pelajar kelas X asal Desa Terunyan itu mengungkapkan, sehari-hari ia mengendarai sepeda motor menuju sekolahnya di SMAN 2 Bangli. Perjalanan ke sekolah membutuhkan waktu sekitar satu jam.

"Di sini ada sekitar 10 orang yang sekolah di Bangli. Dan semuanya menggunakan jalur darat untuk ke sekolah," ungkapnya.

Lily mengaku sangat ingin kembali mengikuti PTM. Karenanya ia sangat berharap agar jalur darat segera terbuka, dan sudah dipastikan aman untuk dilewati.

Tak hanya berdampak pada sektor pendidikan, lumpuhnya akses darat di jalur Buahan-Terunyan, juga mengakibatkan sektor ekonomi warga terdampak.

Seperti yang diungkapkan Guru Wisnu yang khawatir apabila jalur darat lumpuh berkepanjangan, petani sekitar seperti dirinya tidak bisa menjual hasil panen.

SMPN 5 Tembuku yang rencananya mulai pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Senin (18/10) terpaksa urung dilakukan.

Rencana tersebut akhirnya ditunda karena atap di beberapa ruang kelas rusak akibat diguncang gempa.

Kepala SMPN 5 Tembuku I Ketut Sukarta mengatakan, sesuai rencananya PTM terbatas di SMPN 5 Tembuku dilaksanakan, Senin (18/10) dengan shift.

Tiap kelas, PTM akan digelar dua kali seminggu.

"Ini karena sejumlah ruang kelas masih dalam proses rehab. Hanya ada dua kelas yang tersisa," ucapnya. 

Warga Jatituhu Tidur di Tenda

KETUT Dudun (50) warga Banjar Jatituhu, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem tinggal di tenda untuk sementara karena rumahnya rusak dan tidak bisa ditempati.

Rumahnya retak dan bagian atap bocor karena beberapa gentingnya jatuh hingga pecah.
Dudun, sapaannya mengatakan, keluarganya tidur di tenda sejak Sabtu karena rumahnya tak bisa ditempati.

"Sekeluarga tidur ditenda untuk sementara. Kalau tidur di rumah khawatir ambruk. Soalnya rumah saya sudah retak," kata Ketut Dudun di Banjar Jatituhu.

Kadek Wirtawan, warga lainnya mengatakan, dia bersama keluarga juga tinggal di tenda untuk mengantisipasi hal tak diinginkan karena pondasi rumahnya retak.

Dikhawatirkan rumah ambruk karena kondisinya memprihatinkan.

"Sementara tinggal di tenda sampai kondisi bangunan kembali baik. Tenda ini dibangun oleh TNI dan tim gabungan," kata Kadek Wirtawan, Senin.

Wirtawan mengaku keluarganya masih syok setelah kejadian gempa tersebut.

Dia enggan mengungsi lantaran masih ada tempat di halaman rumah.

Lagi pula, banyaknya barang dan ternak keluarga yang ada di rumah, seperti barang elektronik, ayam, sapi serta lainnya.

Mentri Sosial (Mensos), Tri Rismaharani mengunjungi korban gempa di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Senin, pukul 14.20 Wita.

Risma ikut mendistribusikan logistik ke warga terdampak, memberi bantuan dan semangat.

Warga sekitar menyambut antusias kedatangan Risma dan mengucapkan terimakasih atas bantuan pemerintah.

Baca juga: Nyoman Dasi, Pria Buta yang Selamatkan Keluarga Saat Gempa, Tiba-tiba Saya Mendapatkan Kekuatan

Baca juga: Disperindag dan FPPD Kota Denpasar Siap Optimalisasi Peran Pasar Rakyat

Baca juga: Peruntungan Lahir Selasa Pon Warigadean, Hidup Bahagia di Usia Muda dan Hari Tua

Kedatangannya ke Desa Ban untuk melihat langsung masyarakat terdampak, dan memberi bantuan logistik.

Kementerian Sosial juga menurunkan tim untuk mendampingi anak-anak yang terdampak untuk mengembalikan kondisi psikis anak.

"Untuk anak ada sakti baksos yang mendampingi psikis mereka. Selain itu ada bantuan makanan dan kebutuhan anak," imbuhnya.

Untuk bangunaan yang alami kerusakan akibat gempa bumi rencana akan diusulkan ke pemerintah.

Masyarakat terdampak berharap mendapat baantuan pemerintah untuk meemperbaiki rumah yang rusak paarah.

Apalagi hampir sbagian besar rumah warga mengalami kerusakan.

Sesuai data sementara dari BPBD Karangasem, kerusakan yang diakibatkn gempa mencapai ribuan unit bangunan dan merenggut nyawa warga.

Data dihimpun sementara, Senin (18/10), warga yang meninggal dunia 1 orang, luka berat 6 orang, serta luka ringan sekitar 69 orang.

Baca juga: Nyoman Dasi, Pria Buta yang Selamatkan Keluarga Saat Gempa, Tiba-tiba Saya Mendapatkan Kekuatan

Baca juga: Mensos Kunjungi Korban Gempa di Karangasem, Akan Diusulkan Bantuan untuk Perbaikan Bangunan Rusak

Plt Kepala BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa, mengatakan, warga yang mengalami luka tersebar di beberapa titik di Karangasem.

Terbanyak di Kecamatan Kubu, tepatnya di Desa Ban.

Kerusakan bangunan akibat gempa mncapai ribu unit. Meliputi kerusakan rumah, pura, pelingguh, sekolah, cubang, jalan antar Banjar.

Mantan Kabid Pemadam Kebakaran menjelaskan, bangunan yang rusak berat 294 unit, rusak sedang 24 unit, dan rusak ringan 436 unit.

Sedangkan pelinggih yang rusak berat 69 unit, dan rusak ringan 90 unit. Bangunan rusak tanpa keterangan 45 unit.

"Kebutuhan yang mendesak terpal ukuran besar dan tandon air. BPBD sejak kemarin sudah membawa dan mendistribusikn logistik, tenda keluarga, tenda pengungsi dan terpal," jelas Arimbawa. 

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved