Berita Klungkung
Kisah Perajin Bambu di Klungkung di Tengah Pandemi, Lumayan Menopang Ekonomi Keluarga
Pandemi Covid-19 tidak membuat I Wayan Suparta (40), asal Desa Akah, Klungkung, Bali terbelenggu dengan keadaan.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
“Pemasaran saya mulai gencar melalui media sosial facebook. Walau tidak banyak, tapi ada saja yang order,” ungkap Suparta.
Selama pandemi ini, dalam sebulan Suparta mengaku mendapatkan order 1 sampai 5 furniture berbahan bambu.
Produk yang dipesan pun beragam, mulai dari meja, hiasan lampu, kursi, bahkan bale bengong.
Harga produk furnitur berbahan bambu yang ia jual beragam, tergantung jenis dan ukuran.
Misal untuk hiasan lampu ia jual Rp 200 ribu, dan Rp 4 juta untuk bale bengong yang semuanya berbahan utama bambu.
Baca juga: Kisah Wayan Suparta,Seorang Perajin Bambu di Klungkung Jadi Penopang Ekonomi Keluarga Dimasa Pandemi
“Kalau bale bengong biasanya saya jual bongkar pasang. Komponennya saya buat di rumah, nanti saya rakit di tempat tujuan yang order,” ungkapnya.
Produk kerajinan bambu hasil tangan terampil Suparta tidak hanya dipasarkan di Klungkung, namun juga mulai meluas ke Denpasar dan Gianyar.
Saat ini usahanya juga telah terdaftar di Dinas Koperasai, UMKM, dan Perdagangan Klungkung.
Meskipun hasilnya tidak terlalu banyak, namun usaha ini menurutnya sudah mampu memberikan penghasilan bagi keluarganya di tengah pandemi seperti saat ini.
“Saya berharap kedepan usaha saya ini bisa lebih berkembang dan produk buatan saya bisa diterima dan diminati oleh masyarakat,” harapnya. (eka mita suputra)
Kumpulan Artikel Klungkung