Berita Klungkung

Siapkan Lahan hingga Gratiskan Pupuk Organik ke Petani, Klungkung Menuju Pertanian Ramah Lingkungan

Pemkab Klungkung pun telah menyiapkan lahan  untuk pertanian ramah lingkungan dan berencana akan menggratiskan pupuk kompos bagi petani

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Klungkung mencoba kembangkan kawasan pertanian ramah lingkungan. 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Petani di Klungkung mulai diarahkan untuk mengembangkan pertanian ramah lingkungan.

Pemkab Klungkung pun telah menyiapkan lahan  untuk pertanian ramah lingkungan dan berencana akan menggratiskan pupuk kompos bagi petani.

Pengembangan pertanian organik sempat disinggung Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat acara Hari Pangan Se-dunia dihadiri Gubernur I Wayan Koster , yang dipusatkan di lokasi TOSS Gema Santi, Dusun Karangdadi, Desa Kusamba, Rabu (3/11/2021).

Suwirta menegaskan jika dirinya sudah menyiapkan sekitar 60 hektar lahan di sekitar TOSS (tempat olah sampah setempat) Gema Santi, untuk jadikan kawasan pertanian organik.

Baca juga: Target Tuntas Akhir Tahun, Polres Klungkung Gencarkan Vaksinasi Keliling Sasar Lansia & Disabilitas

" Pupuk yang dihasilkan TOSS Gema Santi yakni pupuk organik dibagikan secara gratis kepada petani.

Ini untuk mendukung program Pemprov menuju Bali Pulau Organik,” ujat Bupati I Nyoman Suwirta.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida menjelaskan, secara formal Klungkung memang tengah menuju pertanian organik.

Namun saat ini Klungkung masih mengembangkan pertanian ramah lingkungan, dengan pengurangan zat kimia sintetis dalam setiap aktivitas pertanian.

" Kawasan pertanian ramah lingkungan ini merupakan upaya kami menuju pertanian organik," ungkap Juanida.

Di Subak Dawan ada sekitar 50 hektar lahan pertanian ramah lingkungan dikembangkan.

Tempat lainnya di Subak Telaga seluas 30 hektar dan di Subak Kusamba seluas 90 hektar.

Total lahan pertanian di Kabupaten Klungkung luasnya mencapai 3.572 hektar.  

"Kalau pertanian organik itu biasanya sangat spesifik yang harus terpenuhi, seperti bibit, pupuk, pestisida sampai air harus bebas zat kimia (sintetis).

Kalau sekarang kan masih campur

Baca juga: 4 Objek Budaya di Klungkung Ditetapkan sebagai WBTB 2021, Pemkab Harap Ada Tindak Lanjut Pelestarian

Tapi penyuluh kami selalu berikan pemahaman ke petani untuk kurangi penggunaan zat kimia dan mulai mencoba organik," ungkap Juanida. (*)

Artikel lainnya di Berita Klungkung

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved