Berita Bali

Kita Tak Bisa Datangkan Turis, Ketua IHGMA Bali Tanggapi Karantina Wisman Jadi 3 Hari

Pemerintah mengeluarkan aturan baru terkait masa karantina untuk wisatawan mancanegara.

Istimewa
Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali, Dr. Yoga Iswara, BBA., BBM., MM., CHA. - Kita Tak Bisa Datangkan Turis, Ketua IHGMA Bali Tanggapi Karantina Wisman Jadi 3 Hari 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Pemerintah mengeluarkan aturan baru terkait masa karantina untuk wisatawan mancanegara.

Dalam aturan tersebut, masa karantina wisman yang semula 5 hari dipangkas menjadi 3 hari.

"Kami mengapresiasi, merespon positif upaya pemerintah untuk mulai meringankan masa karantina dari 8 hari sekarang menjadi 3 hari," kata Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali, Yoga Iswara, Jumat 5 November 2021.

Dia mengatakan, sebenarnya ia mengharapkan pemerintah menerapkan karantina dengan pola wilayah.

Baca juga: Terkait Karantina Wisman 3 Hari, Pelaku Pariwisata Bali: Mereka Ingin Enjoy, Happy dan Tidak Ribet

Artinya ke depannya diharapkan ada wacana Bali dijadikan area karantina. Jadi bukan sebatas hotel saja.

Menurutnya, jika ingin menggunakan parameter yang cantik, hendaknya melakukan sistem karantina wilayah.

"Bali bisa jadi isolated island. Jadi daerah karantina. Itu tamu sehat sudah divaksin dua kali kemudian PCR di negaranya negatif dan di bandara negatif. Harapan kita bisa memilih akomodasi atau tinggal di Bali di tempat yang sudah CHSE. Jadi bukan karantina seperti yang sekarang ini," tambahnya.

Pihaknya sudah berupaya menyuarakan hal tersebut, baik ke pemerintah melalui DPR dan Kementerian.

Jika dilihat dengan jeli, terdapat hambatan-hambatan yang harus segera diselesaikan.

Menurutnya, jika tidak diselesaikan, sama saja pariwisata tidak akan bergerak.

"Barrier tersebut harus diselesaikan. Jika tidak, sama saja dengan gembok Bali tidak dibuka. Tidak bisa kita mendatangkan turis," katanya.

Yoga Iswara mengatakan, negara lain yang tidak menerapkan karantina, seperti Thailand, akan menjadi pesaing pariwisata Bali.

Sementara itu saat ini terdapat dua hal yang menjadi fokus untuk menarik kedatangan wisman.

Pertama, lamanya waktu karantina.

Memang waktu karantina sudah diturunkan, namun tetap saja membutuhkan kerja keras untuk mencapai pulau karantina atau no quarantine.

Kedua, masalah visa.

Saat ini ketika Bali diumumkan dibuka pada 14 Oktober 2021 masih terdapat tumpangtindih regulasi.

"Saat ini yang dibuka baru esensial bisnis visa. Artinya, tamu yang datang sebagai turis menggunakan visa turis ini kan belum bisa. Jadi kalau tidak salah itu 211MP211A itu harus ada penjamin harus ada sponsor. Ini kan tidak mudah untuk bisa mendatangkan turis ke Bali seandainya regulasi itu belum diubah," sebutnya.

Dua hal tersebut yang menjadi tantangan.

Dimana seolah-olah Bali ini sudah dibuka namun gemboknya masih dikunci.

Masih ada hal yang perlu di sinkronkan dan harus segera diselesaikan.

Masalah pertama mengenai karantina dan kedua visa.

Baca juga: PHRI Badung Sebut Pemesanan Hotel untuk Wisman Belum Ada, Tapi Wisatawan Domestik Capai 9.000

Wisatawan mancanegara tidak bisa melakukan directly liburan ke Bali, karena harus menggunakan visa P211A yakni esensial bisnis.

"Itu ada syarat, ada sponsor, ada penjamin harus memikili uang sekian. Ini bukan tidak inviting atau tidak menarik untuk wisman datang," ujarnya.

Hingga saat ini, ia mengatakan, belum menerima bookingan dari wisman pasca pariwisata Bali dibuka.

Para wisman pun masih bertanya-tanya terkait kejelasan untuk mereka berkunjung ke Bali.

"Kami belum menerima booking tamu wisman yang mau ke Bali bulan ini atau bulan depan atau tahun depan belum ada bookingan. Cuma yang mereka tanyakan adalah bagaimana kejelasan untuk datang ini yang belum tersinkronisasi," ungkapnya.

Pihaknya mengharapkan minimal ada visa on arrival.

Dimana ada elektronik visa yang memang dipersiapkan untuk tamu yang berkunjung sebagai turis.

Sementara saat ini hanya terdapat visa dengan esensial bisnis dan syaratnya yang cukup membuat repot wisawatan mancanegara. (*).

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved