Berita Bali

Potensi Gempa 8,5 SR di Bali, Tsunami Setinggi 6-14 Meter di Tanjung Benoa, Begini Penjelasan BMKG

Potensi Gempa 8,5 SR di Bali, Tsunami Setinggi 6-14 Meter di Tanjung Benoa, Begini Penjelasan BMKG

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Irma Budiarti
Net
FOTO ILUSTRASI TSUNAMI. Potensi Gempa 8,5 SR di Bali, Tsunami Setinggi 6-14 Meter di Tanjung Benoa, Begini Penjelasan BMKG. 

Teknis evakuasi bencana gempabumi dan tsunami terdapat dua metode, yakni Tempat Evakuasi Akhir (TEA) dengan teknik menjauhi kawasan pantai atau ke dataran yang lebih tinggi.

Dan Tempat Evakuasi Sementara (TES) dengan teknik vertikal di hotel bertingkat tiga lebih.

"Di wilayah Nusa Dua, TEA ada di Puja Mandala. Namun di wilayah seperti Tanjung Benoa ini MoU sudah dilakukan oleh pemerintah daerah setempat dengan pihak hotel.

Di Tanjung Benoa ada beberapa hotel yang menyiapkan fasilitas evakuasi tsunami lengkap dengan papan petunjuk menuju tangga darurat," paparnya.

Disebutkan Dwi, berdasarkan studi para peneliti dari Pusat Studi Gempa Nasional, BMKG, LIPI, akademisi universitas.

Wilayah Bali berpotensi diguncang gempa hingga mangnitudo 8,5 SR, sedangkan tsunami berpotensi timbul dengan gempa magnitudo di atas 7. 

"Namun, kapan bencana itu terjadi, tidak pernah bisa diprediksi, oleh karena itu kewaspadaan dan kesiapsiagaan diperlukan," katanya.

"Gempabumi dan tsunami tidak bisa diprediksi dalam skala menit, jam, tahun. Kami lakukan edukasi masyarakat.

Masyarakat harus sadar dan tahu daerah berada di lingkungan rawan tsunami atau tidak, supaya masyarakat menjadi mandiri bisa melakukan latihan evakuasi secara mandiri.

Tsunami juga bisa terjadi tidak didahului gempa, bisa pula terjadi karena longsoran bawah laut," jabarnya.

Baca juga: BMKG Sebut Jangan Panik Soal Potensi Tsunami 20 Meter Selatan Jawa, Fokus Mitigasi

Lanjut Dwi, masyarakat bisa merasakan datangnya tsunami melalui indera dalam diri tatkala saluran informasi dan teknologi terputus.

Tanda-tanda potensi tsunami ialah apabila goyangan guncangan gempa sampai manusia tidak bisa berdiri atau mengayun cukup lama.

"Segera evakuasi mandiri, jangan menunggu ditolong orang lain," ucapnya.

Dwi menyampaikan, Sekolah Lapang Gempabumi merupakan program tahunan nasional yang dilaksanakan oleh BMKG di wilayah-wilayah rawan tsunami.

"Dalam kegiatan dua hari ini, pada Senin 29 November 2021 dan Selasa 30 November 2021, berisi paparan, materi, diskusi tentang SOP dan satuan gugus tugas kebencanaan serta membuat semacam SK gugus tugas Tim Siaga Bencana," terangnya.

Diharapkan, para peserta kedepannya menjadi corong edukasi bagi masyarakat mengenai upaya evakuasi mandiri gempabumi dan tsunami ini.

"Sesi hari ini juga ada Table Top Exercise (TTX), mensimulasikan kalau misalnya ada gempa kuat, dibagi per kelompok sesuai tupoksi.

Seperti aparat, BPBD, BMKG, masyarakat, sekolah, media, supaya tahu apa yang harus dilakukan," pungkasnya.

(*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved