Tips Kesehatan
Selalu Khawatir Apakah Pintu Sudah Terkunci Saat Keluar Rumah? Bisa Jadi OCD, Simak Penjelasannya
Memiliki OCD dapat cukup merepotkan dan berdampak pada keseharian secara signifikan. Namun, pengobatan dapat membantu mengendalikannya.
Contoh tanda dan gejala obsesi meliputi:
- takut terkontaminasi dengan menyentuh benda-benda yang telah disentuh orang lain
- keraguan jika telah mengunci pintu atau mematikan kompor
- stres intens saat objek tidak diletakkan sesuai arah atau pada tempat tertentu
- keresahan saat membayangkan mengendarai mobil ke kerumunan orang
- pikiran terkait meneriakkan kata-kata kotor atau bertindak tidak pantas di depan umum
- gambaran seksual yang tidak menyenangkan menghindari situasi yang dapat memicu obsesi, seperti menjabat tangan dengan orang lain.
Kompulsi
Kompulsi pada OCD adalah perilaku berulang yang membuat seseorang merasa terdorong untuk melakukannya.
Tingkah ini dilakukan berdasarkan kecemasan terkait obsesi yang dirasakan.
Baca juga: Kenali 5 Cara untuk Mengelola Stres dan Kecemasan Selama Pandemi Covid-19
Namun, kompulsi tidak membawa kesenangan dan hanya menawarkan bantuan sementara dari kecemasan yang timbul.
Sama seperti obsesi, kompulsi memiliki tema, seperti:
- mencuci dan membersihkan
- memeriksa ulang segala sesuatu beberapa kali
- menghitung ulang segala sesuatu beberapa kali
- tertib dan tegas
- mengikuti rutinitas dengan ketat
- menuntut kepastian dari orang lain.
Contoh tanda dan gejala kompulsi meliputi:
- mencuci tangan hingga kulit terasa bersisik
- memeriksa pintu beberapa kali untuk memastikannya sudah terkunci
- memeriksa kompor beberapa kali memastikannya mati
- menghitung dalam pola tertentu
- diam-diam mengucapkan doa, kata, atau frasa
- mengatur barang dalam letak tertentu.
Penyebab
Belum diketahui secara pasti penyebab OCD. Stres dapat memperburuk gejala yang timbul.
Selain itu, OCD umumnya lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria dan sering muncul pada remaja atau dewasa muda.
Faktor risiko OCD, meliputi:
- orang tua, saudara kandung, atau anak dengan OCD
- perbedaan fisik di bagian tertentu pada otak
- depresi, kecemasan, atau tic (gangguan yang membuat penderitanya melakukan gerakan atau ucapan berulang yang di luar kendali)
- pengalaman dengan trauma
- riwayat kekerasan fisik atau seksual sebagai seorang anak.
Seorang anak terkadang mengalami OCD setelah terserang infeksi streptokokus.
Kondisi ini merupakan gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik yang terkait dengan infeksi streptokokus atau PANDAS.
Diagnosis
Orang dengan OCD umumnya enggan mencari bantuan karena merasa malu.