Guru di Pesantren Rudapaksa Santriwati
VIRAL, Foto Muka Herry Wirawan Babak Belur, Karutan Ungkap Nasib Guru yang Rudapaksa Santriwati
Kejahatan guru pesantren merudapaksa belasan santriwati hingga melahirkan ini menuai kecaman dan amarah publik.
Lalu, pelaku juga menjanjikan anak korban akan menjadi polwan hingga menjadi pengurus pesantren.
Sementara itu, kepada para santriwati korbannya, Herry juga kerap mencekokinya dengan pemahaman bahwa guru harus ditaati.
"Guru itu Salwa Zahra Atsilah, harus taat kepada guru," kata Herry Wirawan di berkas dakwaan.
Kasipenkum Kejati Jabar Dodi Gazali Emil menjelaskan, perbuatan Herry dilakukan di berbagai tempat.
Ia melancarkan aksinya di Yayasan Komplek Sinergi Jalan Nyaman Anatapani, Yayasan Tahfidz Madani Komplek Yayasan Margasatwa Cibiru, Pesantren Manarul Huda Komplek Margasatwa Cibiru, di apartemen di kawasan Soekarno-Hatta Bandung, hingga di sejumlah hotel.
"Perbuatan terdakwa Herry Wirawan dilakukan di berbagai tempat," ujar Dodi Gazali Emil saat dihubungi, Rabu (8/12/2021).
Nasib Santri Korban Herry Wirawan
Terungkap nasib miris para santriwati di pesantren yang diasuh Herry Wirawan.
Seperti diketahui, Herry adalah sosok pengasuh sekaligus guru pesantren di Bandung yang merudapaksa para santriwatinya sejak 2016.
Jumlah korban Herry ada 12 santriwati, delapan di antara mereka sudah melahirkan bayi.
Selain merupakan pengurus sekaligus pemilik Pondok Pesantren Manarul Huda Antapani, Herry juga mendirikan Pondok Pesantren Madani Boarding School dan Rumah Tahfiz di kawasan Cibiru Kota Bandung.
Tokoh masyarakat di Pasir Biru yang juga sekretaris RT 05, Agus Tatang telah mengungkapkan kegiatan lain para santriwati di sana.
Tak hanya belajar agama, santriwati juga kerap diminta menjadi kuli jika ada proses pembangunan.
"Ada yang ngecat, ada yang nembok, yang harusnya mah ladennya (buruh kasar) dikerjain sama laki-laki.
"Di sana mah perempuan semua, enggak ada laki-lakinya," kata Agus saat ditemui di sekitar pondok pesantren Madani Boarding School, Jumat (10/12/2021).
Agus mengaku merasa kecolongan dengan kasus rudapaksa yang dilakukan Herry.
Pasalnya, tak ada warga yang menduga akan ada kejadian seperti itu.
Ia menegaskan, seharusnya pesantren menjadi tempat belajar agama, bukan malah dijadikan tempat untuk merudapaksa.
"Jadi kasihan lah ke santriwatinya, hancur lah masa depannya," katanya.
Sebelumnya, Agus mengaku tak pernah melihat ada santriwati yang tengah berbadan dua.
Saat itu pun, ia merasa hal tersebut akan mungkin terjadi.
Lalu, Agus juga sempat percaya bahwa Madani Boarding School menerapkan pendidikan berbasis agama.
Namun, kepercayaan Agus kepada pesantren itu sirna ketika polisi datang ke wilayahnya.
Awalnya, ia tak diceritakan mengenai kasus pelecehan tersebut.
Pada akhirnya, Agus mengetahui, Herry adalah pelaku rudapaksa kepada santriwatinya.
"Saya juga kaget dan enggak percaya, jadi saya tanya lagi, 'Yang bener pak', polisinya bilang iya, tersangkanya udah ditangkap ada di mobil (polisi).
"Jadi ditangkapnya mah bukan di sini, kan ada dua pesantrennya sama yang di Antapani," ujarnya.
Selama ini, Agus merasa Herry adalah sosok yang baik.
Setiap datang ke pondok pesantren itu, Herry terkadang datang mengendarai motor atau mobil.
Namun ternyata, di balik tampang polosnya, Herry telah melakukan perbuatan tak bermoral.
"Kalau tahu dari dulu mungkin bisa kita cegah. (Sekarang) jadi marah lah warga di sini juga ke dia (pelaku)," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Beredar Foto Muka Herry Wirawan Babak Belur Seperti Dihajar, Karutan Ungkap Nasib Guru Hamili Santri,