Guru di Pesantren Rudapaksa Santriwati
Detik-detik Herry Wirawan Diciduk, Dulu Naik Motor Jadul, Miliki Pesantren hingga Diboikot Warga
Berikut adalah detik-detik penangkapan Herry Wirawan, Dulu naik motor jadul, miliki Pesantren hingga diboikot
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
"Katanya mau dijadikan rumah anak yatim piatu, ngajar ngaji juga. Katanya enggak banyak, paling 7 orang. Ngakunya sudah komunikasi sama pemilik rumah, saya sendiri tidak tahu bagaimana bisa kenal dengan si ibu pemilik rumah," ucap Agus Supriatna.
Detik-Detik Penangkapan Herry Wirawan
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Pasirbiru, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, Asep Wawan menceritakan detik-detik saat Herry Wirawan ditangkap.
Asep menceritakan bila pelaku merudapaksa 12 santriwati tersebut digebrek dini hari di kediamanannya.
Herry diciduk pihak kepolisian pada pukul 03.00 dini hari waktu setempat.
Dilansir Tribun-Bali.com dari TribunJabar.di dalam artikel berjudul Detik-detik Herry Wirawan Digerebek Jam 3 Pagi, Kelakuan Bejat Terhadap Belasan Santri Terungkap, warga setempat awalnya tidak mengetahui kasus tersebut.
Baca juga: SOSOK Ibu Pemilik Tempat Pesantren yang Digunakan Herry Rudapaksa Santriwati, Niatnya untuk Ngaji
Namun seiring berjalannya waktu, mereka pun mengetahui bila penangkapan tersebut terkati aksi tidak terpuji yang dilakukannya terhadap 12 Santriwati.
Warga Sekitar Melihat Keanehan
Asep Wawan, mengatakan, kegiatan di sekolah tersebut sangat tertutup.
"Kalau ngaji seperti biasa ada kegiatan itu selepas Subuh, lalu warga juga sempat melihat ketika pembangunan lantai dua, para santriwati ikut membantu. Mereka mengaduk semen pasir hingga mengangkat bahan-bahan material dan mengecat dinding," ujarnya.
Dia juga menyebut dari para santriwati yang ada di sana, tak ada satu pun santriwati yang berasal dari Cibiru, melainkan mayoritas dari luar kota di antaranya Garut, Tasikmalaya, Cimahi, dan lainnya.
"Kami tegaskan ini bukan kelalaian kami (pengurus) di kewilayahan. Tapi, yang kami sesalkan kenapa sekarang-sekarang ini kasusnya terpublikasi. Kami padahal sudah sesuai koridor setelah kasus itu terbongkar pada Mei," katanya.
Asep berharap kasus ini segera tutup dan selesai. Sebab, dengan adanya kasus ini meskipun Pasirbiru atau Cibiru menjadi terkenal, tetapi terkenal dengan kesan yang buruk.
"Saya harap, atas nama warga, segera bereskan kasus ini. Bangunan yayasan itu diperuntukkan ke masyarakat sekitar saja untuk hal positif, semisal rumah singgah atau rumah yatim.
"Kami juga sudah ajukan keinginan ini ke Polda Jabar dan pihak terkait karena asetnya itu kan milik yayasan dan yayasan itu sudah diboikot, jadi semoga saja diserahkan ke masyarakat untuk dimanfaatkan bangunannya," ucapnya.
(*)