Berita Denpasar

Selain Buka Posko Pengaduan, Begini Cara Seruni Bali Kumpulkan Data Kekerasan Seksual di Unud

Selain Buka Posko Pengaduan, Begini Cara Seruni Bali Kumpulkan Data Kekerasan Seksual di Unud

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Harun Ar Rasyid
Kompas.com/THINKSTOCKPHOTOS.COM
Kekerasan seksual menjadi masalah yang harus diberantas di masyarakat. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ulfia Amirah selaku Ketua Umum Seruni Bali memberikan penjelasannya bagaimana Seruni Bali mengumpulkan data-data kekerasan seksual yang terjadi di Lingkungan Universitas Udayana.

"Jadi Seruni Bali membuka posko aduan mandiri. Sendirian Seruni Bali membuka posko aduan dari tanggal 11 Juli 2020 melalui tiga metode pertama melalui survey atau laporan pengaduan link di bitly stop bungkam. Jadi kakak-kakak nanti kami kirimkan linknya kedua dengan cara WhatsApp saya karena memang saya selaku penanggungjawab disana. Kontak call center adalah WhatsApp saya dan ketiga bisa bertatap muka langsung korbannya. Senyaman nya korban kadang ada yang malu untuk bertemu bisa langsung menulis apa pengalaman pelecehan seksual yang pernah dialami lewat WhatsApp atau link survey," ungkapnya pada, Jumat 24 Desember 2021.

Baca juga: Pembangunan Krematorium di Jembrana Rencananya Akan Dibangun di Desa Adat Pengeragoan

Baca juga: Marak Muncul LPD Bermasalah di Klungkung, Bupati Suwirta Minta Setiap LPD Diaudit Secara Berkala

Sementara itu hingga Oktober 2021 Seruni Bali sudah memberikan siaran pers dimana dari 29 laporan yang ia terima, 20 laporan berasal melalui link bitly stop bungkam, 1 dari WhatsApp dan 8 lainnya bertemu langsung dengan Amira.

"Jadi kalau memang yang mengetahui sebenarnya juga ada tapi bagi saya ketika ada korban menceritakan saya punya teman korban juga jadi saya meminta izin boleh tidak bertemu langsung dengan korbannya untuk saya memastikan kan kadang orang menanyakan soal validasi data dan soal korban pun dari laporan kami bagaimana caranya memastikan bahwa korban benar-benar mahasiswa Unud melalui survey saya kan juga punya channel dibeberapa fakultas dan teman-teman saya bisa menghubungkan disana. Bahkan ketika saya mengisi diskusi atau kegiatan di Unud teman saya mengatakan ini korbannya Mir, kadang juga ngobrol sama saya," tambahnya.

Di Seruni Bali sendiri yang menjadi penanggung jawab adalah Amira dan Nanda. Jadi ketika memulai untuk menindak kasus, tidak semua pengurus di Seruni Bali mengetahui apa yang dilaporkan korban, juga identitas korban. Karena privasi korban sangat dijaga.

"Tapi kami berangkat dari perspektif korban ketika data laporan korban diragukan jangan jadi pendamping korban yang menentukan kebenaran soal laporan itu ahli nya yakni psikolog. Ketika ada korban yang melapor kepada kami mau seperti apa? Pendampingan psikolog kah proses hukum kah, atau hanya sebatas pelaporan. Jadi kalau ditanya soal kredibilitas atau validasi data kami sedang tidak melakukan penelitian kami membuka posko aduan dan memberikan layanan apa yang diminta oleh korban,"imbuhnya.

Dan jika pihak Universitas Udayana meragukan atau siapapun meragukan data tersebut, jika korban mau untuk speak up atau berbicara langsung, Amira akan antarkan korban untuk memberikan kebenarannya dengan catatan jika korban bersedia. Pada laporan pengaduan, Seruni Bali akan memastikan bahwa laporan pengaduan tersebut pasti.

"Jadi sebelum kita membuka link aduan itu kita juga melakukan komparasi beberapa bagaimana media bahkan kita komparasi dengan tirto dan media lain yang membuka pos pengaduan itu masih sama hanya kita menyesuaikan dengan kultur mahasiswa di Unud ini bisa diisi atau tidak jadi form pertanyaan yang kami sediakan di bitly stop bungkam sudah kami komparasi dengan beberapa investigasi jurnalis perihal kekerasan seksual. Dari yang kami pelajari ya kak itu mayoritas semua mahasiswa sesama mahasiswa pelaku dan korbannya," tutupnya. (*)

Baca juga: Satu Pelaku Kekerasan Seksual Unud Terungkap, Begini Tanggapan Rektor Prof. Antara

Berita Denpasar Lainnya

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved