Berita Denpasar

Mengenal Teknologi EEG yang Digunakan Tawan 'Iron Man Bali' Pada Robot Lengannya

Mengenal teknologi Electroencephalography (EEG), digunakan oleh Iron Man Bali, I Wayan Sumardana alias Tawan.

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Harun Ar Rasyid
Tribun Bali/Rizal Fanany
I Wayan Sumardana alias Tawan (31) mencoba berkonsentrasi mengangkat lengan robotnya di bengkel kerjanya, di Banjar Tauman, Desa Nyuh Tebel, Kecamatan Manggis, Karangasem, Jumat, 22 Januari 2016. 

Apakah Ada Risiko Yang Terkait Dengan EEG?

EEG biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan sangat aman. Jika EEG tidak menghasilkan kelainan apa pun, rangsangan seperti lampu sorot, atau pernapasan cepat dapat ditambahkan untuk membantu menginduksi kelainan apa pun.

Ketika seseorang menderita epilepsi atau gangguan kejang lainnya, ada risiko kecil bahwa rangsangan yang diberikan selama tes (seperti cahaya yang berkedip) dapat menyebabkan kejang. Teknisi yang melakukan EEG dilatih untuk mengelola situasi apa pun yang mungkin terjadi dengan aman.

Hiperventilasi juga biasanya diinduksi selama EEG untuk menghasilkan kelainan. Beberapa orang mungkin tidak dapat melakukan hiperventilasi dengan aman, seperti orang dengan riwayat stroke, asma, atau anemia sel sabit.

Faktor-faktor Mengganggu Proses EEG

Beberapa jenis gerakan berpotensi menyebabkan "artefak" pada rekaman EEG yang meniru gelombang otak.

Orang yang bertanggung jawab untuk menafsirkan EEG Anda akan mempertimbangkan gerakan ini;

Nadi Dan Detak Jantungmu

Pernafasan

Berkeringat

Gerakan Mulut

Gerakan Otot

Faktor Lain Yang Dapat Mempengaruhi Pembacaan Eeg Anda Meliputi:

Gula Darah Rendah

Lampu Terang Atau Berkedip

Beberapa Obat, Seperti Obat Penenang

Mengkonsumsi Kafein

Rambut Berminyak Atau Semprotan Rambut

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved