Berita Bali
Banyak Pantai di Bali Tidak Ramah Penyu Bertelur, Begini Penjelasan BKSDA
Pantai-pantai di Bali diisukan tidak ramah untuk para penyu bertelur, berikut penjelasan BKSDA Bali
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Irma Budiarti
Kita ingin kembalikan Pulau Bali ini menjadi surganya penyu bertelur lagi," lanjutnya
Jika dilihat pada contoh yang agak ekstrem untuk penyu bertelur, yaitu Pantai Kuta.
Tukik yang dilepas saat ini merupakan tukik yang berasal dari Pantai Kuta.
Terdapat 4 penyu bertelur di Pantai Kuta, kemudian yang dilepas ini, 10 ekor hasil tetasan dari Pantai Kuta.
Karena aktivitas di Pantai Kuta sudah jauh berkurang, penyu pun dapat bertelur di sana.
"Jadi sebetulnya, intinya adalah semakin sedikit aktivitas manusia, ya semakin banyak penyu bertelur.
Mungkin kita perlu bagi, karena tidak mungkin juga semuanya dibiarkan tidak ada aktivitas.
Tapi mungkin ada pengaturan di mana manusia boleh beraktivitas, di mana bintang boleh bertelur.
Kan kira-kira begitu. Itu yang mungkin perlu diatur lebih lanjut nanti," sambungnya.
Menurut teori, lanjutnya, predator terbesar dari penyu masih manusia.
Baca juga: Ratusan Burung Pipit Jatuh dan Mati di Gianyar, Begini Tanggapan BKSDA Bali
Baru setelah itu, predator yang non alami bisa burung, anjing, binatang-binatang lain baik di darat maupun di laut.
Presentasi tukik lahir sampai bisa bertelur hanya 1 - 2 persen saja, angkanya sangat kecil.
"Bahkan ada beberapa literatur mengatakan dari 1.000 ekor maksimal 5 ekor yang bisa bertelur.
Jadi kita ini semakin banyak melepas akan tentu semakin baik," tuturnya.
(*)