Tips Kesehatan

Olahraga Bisa Kendalikan Long Covid-19 Seperti Kelahan serta Sesak Nafas

Kelelahan kronik salah satu gejala yang dialami penyintas Covid-19 yang terkena fenomena Long Covid.

Editor: Sabrina Tio Dora Hutajulu
pixabay.com/caio_triana
kelelahan kronik salah satu gejala yang dialami penyintas Covid-19 yang terkena fenomena Long Covid. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Olahraga Bisa Kendalikan Long Covid-19 Seperti Kelahan serta Sesak Nafas

Salah satu keluhan penderita Long Covid-19 adalah kelelahan.

Baca juga: Cegah Omicron Masuk ke Tubuh, 6 Makanan Ini Bisa Menambah Imun, Salah Satunya Cabai

Juga ada yang mengalami sesak nafas atau nafas berat.

Setidaknya 42 persen pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 dan mengalami Long Covid merasakan hal itu.

Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dr dr Agus Dwi Susanto, kelelahan kronik salah satu gejala yang dialami penyintas Covid-19 yang terkena fenomena Long Covid.

"Hasil publikasi di Inggris, Amerika Serikat dan China, sebagian besar merasakan kelelahan kronik. Lemah, letih. Di Inggris 60 persen mengalami itu," kata Agus belum lama ini.

Gejala long Covid lainnya, nyeri sendi, nyeri otot, bahkan gejala depresi, gejala sakit pada perut, gangguan perasa dan pembau.

Sedangkan menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia Dr dr Isman Firdaus, melansir Okezone (25/2/2022), kalau masih merasakan kelelahan kronik, maka perlu dipantau apakah fungsi jantungnya masih bagus.

"Di rumah bisa mulai olahraga lagi, jalan kaki, bersepeda ringan, sehingga otot jantung lebih nyaman dalam kondisi olahraga dan otot dilatih. Tentu jika stres tinggi, adrenalin tinggi, maka beban jantung berat," ujar dia.

Baca juga: Berbagai Manfaat Jalan Kaki untuk Kesehatan, Bisa Turunkan Risiko Stroke

Jika dalam satu bulan masih merasakan kelelahan pasca sembuh dari infeksi Covid-19, dr. Isman menyarankan, "kalau sepekan atau dua pekan sudah baik kondisinya, olahraga bisa ditingkatkan," katanya.

Mengenai long Covid-19, dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Akademik UGM, dr. Siswanto, Sp. P, menerangkan bahwa kondisi ini banyak ditemui pada pasien dengan derajat keparahan sedang, berat, dan kritis, serta pasien dengan komorbid, meski tidak menutup kemungkinan terjadi pada pasien dengan kategori ringan.

“Yang paling berisiko adalah penderita diabetes melitus, gagal jantung, hipertensi, penyakit metabolik, dan penyakit paru kronik. Selain itu, yang membawa risiko juga adalah penyakit koinsiden, misalnya saat terkena COVID bersamaan juga dengan terkena Tuberkulosis atau komplikasi lainnya,” terangnya, dilansir dari laman Unicersitas Gadjah Mada (27/10/2021).

Sebagai antisipasi long Covid, menurut Siswanto, penyintas COVID-19 perlu memantau gejala atau keluhan yang terjadi hingga 12 minggu sejak onset atau munculnya gejala pertama.

Pasien yang mendapat perawatan di rumah sakit disarankan untuk melakukan kontrol satu hingga dua minggu setelah keluar dari rumah sakit.

Selanjutnya, kontrol dilakukan kembali pada minggu keenam atau kedelapan sejak onset.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved