Berita Bali
Rangkaian Hari Raya Nyepi dan Maknanya, Upacara Melasti, Pengerupukan hingga Ngembak Geni
Pada hari Nyepi, suasana sekitar seperti mati, karena tidak ada kesibukan aktivitas seperti biasa. Selain itu, bagi yang mampu, juga melaksanakan tapa
TRIBUN-BALI.COM - Perayaan Hari Raya Nyepi dilakukan pada pergantian kalender Saka, yang jatuh pada penanggal Apisan Sasih Kedasa (Eka Sukla Paksa Waisaka).
Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap).
Perayaan Nyepi atau Tahun Baru Saka bermakna sebagai hari kebangkitan, hari pembaharuan, hari kebersamaan (persatuan dan kesatuan), hari toleransi, hari kedamaian, dan hari kerukunan nasional.
Umat Hindu merayakan pergantian Tahun Saka dengan cara Nyepi selama 24 jam, dikutip dari Indonesia Baik.
Sehingga, tidak ada aktivitas seperti biasa.
Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk rumah sakit.
Baca juga: Paket Nyepi di Kawasan The Nusa Dua Bali Ditawarkan Mulai Rp 1 Juta hingga Rp 2,7 Juta
Baca juga: Nyepi dan Maknanya Secara Esoteris Metafisis
Baca juga: Bandara Ngurah Rai Bali Tutup Operasional Saat Hari Raya Nyepi Selama 24 Jam
Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/mikrokosmos) dan Bhuana Agung (makrokosmos/alam semesta).
Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di daerah Bali.
Berikut ini rangkaian Perayaan Hari Nyepi, dikutip dari laman Desa Kekeran Buleleng:
Rangkaian Perayaan Nyepi
Upacara Melasti

Tiga atau dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan Penyucian dengan melakukan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis.
Pada hari tersebut, semua sarana persembahyangan yang ada di Pura (tempat suci) diarak ke pantai atau danau.
Inti dari acara ini adalah menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
Upacara Melasti dilakukan di sumber air suci kelebutan, campuan, patirtan, dan segara.