Berita Bali

Rangkaian Hari Raya Nyepi dan Maknanya, Upacara Melasti, Pengerupukan hingga Ngembak Geni

Pada hari Nyepi, suasana sekitar seperti mati, karena tidak ada kesibukan aktivitas seperti biasa. Selain itu, bagi yang mampu, juga melaksanakan tapa

Editor: Noviana Windri
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Perlombaan ogoh-ogoh di Pusat Kota Semarapura 

Puncak Acara Nyepi

Keesokan harinya, yaitu pada pinanggal pisan, sasih Kedasa (tanggal 1, bulan ke-10), tibalah Hari Raya Nyepi sesungguhnya.

Pada hari Nyepi, suasana sekitar seperti mati, karena tidak ada kesibukan aktivitas seperti biasa.

Pada hari ini, umat Hindu melaksanakan "Catur Brata" atau Penyepian yang terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan).

Selain itu, bagi yang mampu, juga melaksanakan tapa, brata, yoga, dan semadhi.

Baca juga: RSD Mangusada Siapkan 200 Petugas Saat Nyepi, Layanan UGD Tetap Buka 24 Jam

Baca juga: Sambut Nyepi Tahun Saka 1944, Ketua DPRD Buleleng Imbau Implementasi Prokes di Catur Brata Penyepian

Demikianlah pelaksanaan Nyepi, sehingga umat Hindu dapat memulai suatu halaman baru yang putih bersih.

Setiap orang yang berilmu (sang wruhing tattwa jñana) melaksanakan brata (pengekangan hawa nafsu), yoga (menghubungkan jiwa dengan Paramatma (Tuhan)), tapa (latihan ketahanan menderita), dan samadi (manunggal kepada Tuhan, yang tujuan akhirnya adalah kesucian lahir batin).

Semua itu menjadi keharusan bagi umat Hindu agar memiliki kesiapan batin untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan pada tahun yang baru.

Ngembak Geni (Ngembak Api)

Krama desa adat Kedonganan menggelar Tradisi Mebuug-buugan bertepatan dengan Ngembak Geni di hutan Mangrove jalan By Pass Ngurah Rai,Kedonganan,Jimbaran, Minggu (18/3). Setelah melumuri sekujur tubuh dengan lumpur,selanjutnya mereka menuju Pantai untuk melakukan pembersihan.
Krama desa adat Kedonganan menggelar Tradisi Mebuug-buugan bertepatan dengan Ngembak Geni di hutan Mangrove jalan By Pass Ngurah Rai,Kedonganan,Jimbaran, Minggu (18/3). Setelah melumuri sekujur tubuh dengan lumpur,selanjutnya mereka menuju Pantai untuk melakukan pembersihan. (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Baru Saka adalah hari Ngembak Geni, yang jatuh pada "pinanggal ping kalih" (tanggal 2) sasih kedasa (bulan X).

Pada hari Ngembak Geni, perayaan Tahun Baru Saka tersebut memasuki hari kedua.

Umat Hindu melakukan Dharma Shanti dengan keluarga besar dan tetangga, mengucap syukur dan saling maaf memaafkan (ksama) satu sama lain, untuk memulai lembaran tahun baru yang bersih.

Inti Dharma Santi adalah filsafat Tattwamasi, yang memandang semua manusia di seluruh penjuru bumi sebagai ciptaan Ida Sanghyang Widhi Wasa.

Baca juga: Hari Raya Nyepi 2022, Jalan Tol Bali Mandara Tutup 32 Jam

Baca juga: Hari Raya Nyepi, Pelayanan Publik di Badung Akan Akan Ditutup Sementara hingga 6 Maret 2022

Sehingga, seluruh manusia hendaknya saling menyayangi satu dengan yang lain, memaafkan segala kesalahan dan kekeliruan.

Tujuan dari perayaan ini adalah mencapai hidup di dalam kerukunan dan damai.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rangkaian Hari Raya Nyepi dan Maknanya, Upacara Melasti, Tawur hingga Ngembak Geni, https://www.tribunnews.com/nasional/2022/03/02/rangkaian-hari-raya-nyepi-dan-maknanya-upacara-melasti-tawur-hingga-ngembak-geni?page=4

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved