Berita Internasional

Dampak Badai Matahari ke Bumi, Apakah Berbahaya?

Matahari sebagai pusat tata surya memiliki banyak fenomena menarik. Salah satunya adalah badai matahari

Editor: Irma Budiarti
Kompas.com
Dampak Badai Matahari ke Bumi, Apakah Berbahaya? 

TRIBUN-BALI.COM - Dampak Badai Matahari ke Bumi, Apakah Berbahaya?

Matahari sebagai pusat tata surya memiliki banyak fenomena menarik. Salah satunya adalah badai matahari.

Dikutip dari laman LAPAN, 22 Oktober 2021, Peneliti Pusat Riset Antariksa pada Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN (Pussainsa) Dr. Johan Muhammad menjelaskan, menurut istilah umum, badai matahari diidentikan dengan suatu ledakan-ledakan atau peristiwa eruptif yang terjadi pada matahari itu sendiri.

Dapat dikatakan bahwa badai matahari merupakan suatu peningkatan radiasi secara mendadak di matahari.

Badai matahari terjadi ketika salah satu bagian di matahari atau daerah aktif dan/atau sebagian lontaran massa koronal terlontar ke luar angkasa.

Baca juga: Objek Misterius yang Ditemukan di Bulan Itu Akhirnya Terpecahkan: Bukan Rumah Alien

Sehingga, dapat diartikan badai matahari adalah suatu peristiwa di matahari yang berupa ledakan dan skala ledakannya besar, sehingga dampaknya bisa sampai terasa ke Bumi.

Peristiwa yang terjadi pada ledakan matahari bermacam-macam. Salah satunya flare. Flare merupakan suatu ledakan di daerah aktif matahari.

Kejadian ini ditandai dengan adanya peningkatan cahaya di bagian tertentu di matahari, seperti langit tiba-tiba terang.

Kejadian itu terjadi karena matahari melepaskan energi yang dimilikinya. Berbeda dari badai lain yang ada di atmosfer.

Badai matahari merupakan fenomena pelepasan energi di atmosfer matahari yang kaitannya dengan medan magnet itu sendiri.

Penyebab Badai Matahari

Pergerakan plasma atau dinamika yang bergerak di dalam dan di permukaan matahari merupakan penyebab dari adanya badai matahari.

Dilansir dari Independent, 26 Mei 2021, penyebab badai matahari adalah saat garis-garis medan magnet dari bintik matahari (daerah di matahari yang lebih gelap dan dingin) kusut dan meletus.

Meskipun bagian itu lebih dingin dari matahari, bagian itu masih bisa sangat panas dan mencapai suhu 1.800 derajat Celcius.

Energi magnetik yang telah terbentuk di atmosfer matahari akan tiba-tiba dilepaskan, dipancarkan ke seluruh spektrum elektromagnetik.

Baca juga: SEJARAH: Hari Ini 241 Tahun Lalu Planet Uranus Ditemukan

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved