Berita Bali
Penimbun Minyak Goreng di Tabanan Diamankan Polisi, Beli Minyak Goreng Curah dalam Jumlah Tak Wajar
Tim Gabungan dari unsur Polres Tabanan, Pemkab Tabanan dan Kodim 1619/Tabanan melakukan sidak harga dan stok minyak goreng
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Tim Gabungan dari unsur Polres Tabanan, Pemkab Tabanan dan Kodim 1619/Tabanan melakukan sidak harga dan stok minyak goreng di Pasar Tradisional juga distributor yang ada di Tabanan, Bali, Selasa 22 Maret 2022.
Dari hasil sidak sementara, stok dinyatakan aman.
Namun, polisi mengamankan seorang warga yang diduga menjadi penimbun karena membeli dengan jumlah tidak wajar.
Menurut pantauan di lokasi, awalnya tim gabungan menyasar Pasar Tradisional Tabanan.
Baca juga: Terkait Kelangkaan Minyak Goreng, Hasil Investigasi Ombudsman RI Sebut Akibat Banyaknya Mafia
Di pasar, tim gabungan menjajaki sejumlah pedagang sembako untuk mengetahui kondisinya.
Selanjutnya, tim gabungan pun mendapati bahwa dengan harga yang normal saat ini, para pembeli justru kabur ketika baru diinformasikan mengenai harganya.
Di Pasar Tradisional, harga migor kemasan masih sama seperti sebelumnya yakni Rp 25.000 per liter.
Kemudian harga minyak curah di pasar dijual Rp 18.000 kg.
Sedangkan, sesuai dengan Permedag No 11 tahun 2022 tentang penetapan harga eceran tertinggi minyak goreng curah.
Harga eceran tertinggi (HET) minyak curah adalah Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kg.
Sedangkan migor kemasan premium mengikuti keekonomian pasar yakni di atas Rp 20 ribu per liter.
Setelah di Pasar, Tim Gabungan melanjutkan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu distributor di wilayah Banjar Dauh Pala, Desa Dauh Peken.
Di lokasi ini, petugas ternyata menemukan seorang warga yang membawa mobil membeli migor curah dengan jumlah tidak wajar.
Karena ada indikasi tersebut, polisi kemudian mengamankan pria tersebut beserta dengan mobil pengangkutnya ke Polres Tabanan untuk dilakukan pemeriksaan.
Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra mengatakan, pihaknya turun ke lapangan untuk memastikan harga dan stok migor di pasaran.
Mengingat di sejumlah wilayah lainnya terjadi kelangkaan dan kesulitan mendapat migor.
Dari hasil pengecekan, untuk Tabanan tidak terjadi kelangkaan.
Stok migor masih ada, hanya saja perlu sosialisasi untuk HET yang telah ditetapkan pemerintah.
"Salah satu pedagang justru belum tahu bahwa sudah ada Permendag terbaru. Di aturan itu HET Rp 14.000 per liter dan Rp 15.500 per kg. Memang untuk kemasan dikembalikan ke masing-masing produsen," jelasnya.
Yang terjadi di Tabanan, kata dia, memang tidak terjadi kelangkaan, hanya saja harga untuk minyak kemasan tidak berani dibeli karena para pedagang menunggu kepastian.
Artinya, para pedagang di masyarakat untuk sementara tidak ingin membeli dalam jumlah banyak karena harga yang melambung tinggi.
Dia melanjutkan, khusus untuk minyak curah, dari distributor juga menyebutkan mereka mendapatkan barang Rp 14.600 di agen besar yang kemudian dijual Rp 15.300 kepada para pembeli.
"Kami akan terus turun agar memastikan HET dapat direalisasikan di lapangan. Kami tidak ingin terjadi perbedaan perbedaan harga ini," tegasnya.
Disinggung mengenai satu orang beserta mobilnya yang dibawa menuju Polres Tabanan, AKBP Nefli menegaskan pihaknya mendapati langsung warga yang membeli minyak curah dengan jumlah tidak wajar.
"Kami temukan langsung. Memang dia mengaku berjualan sudah lama. Kami bawa dan akan dimintai keterangan. Tim juga turun mengecek agar tidak sampai terjadi penimbunan ini," ungkapnya.
Menurutnya, pihaknya akan mendalami keterangan dari warga atau penjual tersebut.
Untuk sementara belum mengetahui motifnya apa, namun ada indikasi lain karena membeli dengan jumlah yang tidak wajar.
"Sekarnag masih pemeriksaan, masih kami tunggu. Artinya dia ini sepertinya memanfaatkan situasi saat ini. Dan agen, juga kami sudah ingatkan agar tidak berlaku seperti itu lagi. Jual dengan jumlah yang wajar saja agar kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi," tegasnnya.
Dia menyebutkan, penjual tersebut ditemukan membeli migor curah 60 kg di satu tempat.
Dan kemungkinan membeli di beberapa tempat lagi di Tabanan.
Diduga, ia mendapat hingga ratusan kilogram sekali membeli.
"Pengakuannya sih hampir setiap hari. Ketika kami temukan di lapangan, kami amankan. Ada indikasi tidak beres, kami amankan. Dan jika memang terbukti nantinya kami akan tindak sesuai proses hukum," imbuhnya.
Pihaknya mengimbau agar seluruh distributor memetakan dan pemerataan distibusi minyak goreng ini.
Baca juga: Beli Minyak Goreng dengan Jumlah Tak Wajar,Satu Orang Diduga Penimbun Migor Diamankan Polres Tabanan
Sebaiknya, menjual dengan jumlah wajar agar kebutuhan semua masyarakat bisa terpenuhi.
Agar sama-sama memastikan seluruh stok bisa tersalurkan dengan baik atau merata.
Sekda Tabanan I Gede Susila mengatakan, sejatinya stok migor di Tabanan tidak langka.
Hanya saja, untuk mengingatkan untuk distributor agar menjual dengan jumlah yang wajar.
Terpisah, Polsek Payangan dan polsek lain di Gianyar menggelar sidang migor di wilayahnya, Selasa.
Hasilnya, hampir di setiap kecamatan terjadi kelangkaan minyak curah.
Polsek Payangan menduga, hal tersebut terjadi lantaran stoknya berkurang.
Sebab saat migor kemasan langka, minyak curah menjadi alternatif masyarakat.
Kapolsek Payangan, AKP I Putu Agus Ady Wijaya mengatakan, dalam operasi ini, pihaknya menyasar toko dan lapak pedagang di Pasar Payangan.
Diketahui, migor kemasan premium ukuran dua liter dijual Rp 45 ribu.
Migor kemasan dijual Rp 24 ribu per liter sampai Rp 26 ribu.
"Aktivitas jual beli berjalan normal. Tidak ditemukan indikasi penimbunan maupun pengoplosan minyak goreng," ujarnya.
Namun pihaknya menemukan bahwa saat ini, stok minyak curah juga mengalami kelangkaan.
Hal tersebut, kata AKP Agus Ady, kondisi tersebut diduga terjari akibat selumnya minyak tersebut sangat laris. Sebab harganya relatif murah.
Sementara itu, Kapolresta Denpasar AKBP Bambang Yugo Pamungkas didampingi Kasat Reskrim Kompol Mikael Hutabarat bersama jajaran melakukan pemantauan migor curah di Pasar Kreneng, Denpasar, Selasa.
Menurut Kapolresta, hasil pemantauan stok migor di Pasar Kreneng aman.
"Di sini minyak goreng curah khususnya aman, ada stok semua. Minyak kemasan juga mudah didapatkan," ujar Kapolresta.
Kapolresta mengatakan, terkait jika adanya oknum nakal dalam penyaluran minyak ke konsumen, pihaknya akan melakukan langkah hukum.
"Utamanya yang terpenting distribusi tersedia dulu semunya. Nanti Tim Satgas Pangan akan melakukan pengecekan setiap hari, jadi jangan khawatir. Kami cek distributor ke sub distributor ke konsumen utamanya masyarakat tidak dilakukan untuk kepentingan industri. Stok aman ke masyarakat itu yang terpenting," katanya.
Di Klungkung, jajaran Polres Klungkung memantau stok dan harga migor di pasaran, Selasa.
Ini untuk menghindari penimbunan migor oleh distributor.
Kapolres Klungkung AKBP I Made Dhanuardana mengatakan, keberadaa migor curah hilang di pasaran, padahal harganya disubsidi pemerintah.
Kepala Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Klungkung I Wayan Ardiasa menjelaskan, minyak goreng curah di Klungkung sudah hilang di pasaran selama lebih dari seminggu lalu.
Baca juga: Pedagang Keluhkan Harga dan Kelangkaan Minyak Goreng, Kapolresta Denpasar Ingatkan Hal Ini
Padahal minyak goreng curah menjadi harapan dari warga, karena mendapat subsidi dari pemerintah.
Berbeda halnya dengan minyak goreng kemasan, setelah ada pencabutan HET dan kembali ke harga dengan mekanisme pasar, justru ketersediaanya melimpah di pasaran.
"Masalah ini kebijalan pusat, seperti itulah kenyataanya di pasaran," jelas Ardiasa.
Daniasih Dapat 50 Liter Per Minggu
KELANGKAAN minyak goreng curah di Klungkung masih terjadi hingga, Selasa 22 Maret 2022.
Para pedagang mengeluh, karena saat ini mereka mendapat sedikit pasokan migor curah.
Padahal migor curah ini banyak dicari warga, karena harganya lebih murah dari pada migor kemasan.
Nyoman Daniasih, pedagang migor di Pasar Galiran, mengatakan, saat ini terjadi kelangkaan migor curah di pasaran.
Ini terjadi sudah sepekan terakhir.
"Sekarang minyak goreng curah yang sulit. Pasokannya sedikit-sedikit," ujar Daniasih, Selasa 22 Maret 2022.
Ia mengatakan, saat ini ia hanya mendapat pasokan migor curah 50 liter per minggu.
Padahal saat normal, ia bisa mendapat 1 drum atau setara 60 liter setiap hari.
"Sampai sekarang tidak ada minyak goreng curah datang. Saya telepon distributor, dibilang tidak ada minyak goreng curah," ungkapnya.
Bahkan menurutnya ada beberapa pedagang yang sampai tutup, karena tidak mendapatkan pasokan minyak goreng curah dari distributor.
Di Denpasar, pedagang di Pasar Kreneng, Linda Purmana Heni (46) mengakui stok minyak sejak dua minggu yang lalu cukup sulit didapatkan, bahkan untuk menjual minyak goreng ke para konsumen terlalu mahal.
"Sejak dua minggu yang lalu sudah langka. Kalau sekarang sudah normal," ujar Linda Purmaheni, Selasa.
Linda menerangkan, saat harga mahal ketersediaan stok minyak mudah didapatkan, namun ia mengaku sulit untuk menjualnya kembali mengingat harga yang cukup tinggi.
Migor saat langka bisa dijual Rp 25 ribu hingga Rp 26 ribu, namun setelah adanya subsidi dari pemerintah migor masih bisa dibeli dengan harga sedikit rendah.
"Harga (sekarang) Rp 15.500 per kg minyak curah, kemasan Rp 18.000. Kalau dulu Rp 14.000 sebelum subsidi Rp 25 ribuan. Pas harganya mahal, gampang kita nyari minyaknya. Berapa pun kita order ada. Waktu itu Rp 25 ribuan sebelum subsidi ya," katanya.
Baca juga: Cek Harga Minyak Goreng di Pasar Kreneng, Kapolresta Denpasar: Ketersediaan Aman
Ditanya mengenai konsumen yang mengeluh, sejauh ini Linda mengaku tidak ada konsumen yang mengeluh namun pedagang seperti dirinya sempat merasakan hal itu.
"Ndak ada, yang penting dia dapat minyak ya sudah, kalau yang pelanggan-pelanggan di sini. Kalau kita (pedagang) sempat, kita ngeluhnya kan ndak ada minyak. Sekarang sudah aman, kita order sekarang besoknya dikirim," tambahnya. (mpa/weg/riz/mit)
Kumpulan Artikel Bali