Human Interest Story
KISAH Agus Saputra Bisnis Burung Kicau di Tabanan, Pandemi Menghancurkan Harga dan Jumlah Penjualan
Para pedagang pun terpaksa mengikuti harga pasaran yang turun karena kondisi ekonomi saat ini.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Wema Satya Dinata
"Jadi perbandingan cukup jauh. Itupun kami jual juga untuk memenuhi kebutuhan kami dan untuk biaya pakan juga," jelasnya.
Disinggung mengenai populasi punglor atau anis merah yang merupakan permata bagi masyarakat setempat, Agus Saputra menyebutkan saat ini populasinya bisa dikatakan menurun hingga 50 persenan.
Populasi punglor yang kian menurun disebabkan oleh banyak faktor seperti dari manusia atau masyarakatnya yang melakukan perburuan.
Kemudian dari faktor lain seperti diburu predator lain seperti ular dan juga burung hantu.
"Sekarang menurun Sekitar 50 persen. Itu banyak faktor terutama dsri serangan predator lainnya seperti ular dan juga burung hantu itu," jelasnya.
"Nah sekarang juga saya baru mulai mencoba untuk beternak. Satu pasangan punglor dulu namun belum jadi. Semoga saja nanti bisa berkembang seperti yang lainnya," katanya.
Hasil Jualan Untuk Tutupi Biaya Pakan
I Ketut Agus Saputra menceritakan, sejak pandemi menghantam, para pebisnis mulai bingung untuk berjualan.
Dampak pandemi sangat dirasakannya. Terbukti, dari segi harga dan jumlah yang dijual sangat jauh merosot.
Kemudian, hasil dari jualan burungnya biasanya hanya mampu untuk menutup biaya pakan saja.
"Di kondisi seperti ini serba sulit. Jika jual burung debgan harga mahal, pembelinya tidak ada. Tapi yang penting bisa menutup biaya pakan saja sudah syukur," tuturnya.
Baca juga: Masyarakat Kenang Eka Wiryastuti Sudah Banyak Berbuat Untuk Tabanan, Komunikasi Tetap Terjaga Baik
Berapa biaya pakan yang diperlukan? Agus menyebutkan, untuk sehari ada beberapa makanan yang diberikan. Mulai dari sentrat sebanyak 3 kilogram, jangkrik dan sebagainya.
Untuk menyiasati agar menekan biaya pakan, ia terpaksa mengurangi jumlahnya seperti contohnya jangkrik.
Sejauh ini, ia cukup banyak memiliki burung di rumahnya. Diantaranya, 5 pasang burung murai yang saat ini masih dalam proses pengembangan.
Kemudian ada Jalak Bali ada 10 pasang untuk persiapan indukan, indukan Jalak Nusa 5 pasang dan punglor satu pasang.