Mahasiswa Kedokteran Diduga Dibunuh
FAKTA-Fakta Mahasiswa Kedokteran UB Malang yang Diduga Dibunuh, Terakhir Keluar Bersama Kekasih
Bagus Prasetya Lazuardi hingga kini masih tercatat sebagai mahasiswa aktif dari profesi dokter angkatan 2019 Universitas Brawijaya, Malang.
TRIBUN-BALI.COM, BLITAR - Bagus Prasetya Lazuardi (BPL), mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang ditemukan tewas di semak - semak lahan kosong di Jalan Raya Surabaya - Malang, Selasa (12/4/2022) siang.
Jasad Bagus kali pertama diketahui Narti (40), penjual kopi di sekitar lokasi.
Saat itu, ia mencium aroma tak sedap. Setelah ditelusuri ternyata ada jasad Bagus.
Baca juga: Pamit Keluar dengan Kekasih, Bagus Ditemukan Jadi Mayat di Semak-semak Lahan Kosong
Saat ditemukan, jasad Bagus kondisinya mengenaskan.
Tubuhnya sudah menghitam dan ada beberapa darah yang membekas di tangan kirinya.
Awalnya jasad ditutupi semak - semak agar tidak menarik perhatian. Hanya terlihat tangan dan kaki sebagian dari kejauhan.
Baca juga: Bagus Dimakamkan di Blitar pada Dini Hari, Sosok Kalem yang Juga Pengusaha Ikan Koi
Mayat masih menggunakan pakaian lengkap, jaket hitam dan celana jeans hitam.
Arloji masih di tangan dan ikat pinggang juga masih menempel.
Sedangkan barang berharga lainnya, tidak ditemukan di lokasi penemuan.
Baca juga: KRONOLOGI Lengkap Pembunuhan Buruh Cantik, Korban Teriak, Dua Pemuda Langsung Tancap Gas
Dugaan kuat, Bagus menjadi korban pembunuhan.
Indikasi lainnya, diduga kuat jasad sudah beberapa hari dibuang di lokasi penemuan.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Adhi Putranto Utomo mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus ini.
Baca juga: TERUNGKAP, Polisi Berhasil Mengungkap Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Semarang lewat Bantuan Medsos
Ia tidak ingin gegabah untuk menyimpulkan jika mayat ini adalah korban pembunuhan. Ia mengaku sedang bekerja bersama timnya.
Setelah dibawa ke RS Bhayangkara Porong untuk otopsi, jenazah lalu dikirim ke rumah duka.
Jenazah Bagus lalu dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Rabu (13/4/2022) dini hari.
Baca juga: VONIS Perkara Pembunuhan di Monang Maning, Wayan Sadia Dihukum 12 Tahun, Benny Dkk 3 Tahun Penjara
Proses pemakaman jenazah korban mendapat pengamanan dari petugas Polsek Sanankulon Polres Blitar Kota.
"Benar, pada hari Rabu (13/4/2022) pukul 01.26 WIB-02.00 WIB dilakukan pemakaman jenazah Bagus Prasetya Lazuardi yang meninggal di Pasuruan di TPU Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon," kata Kapolsek Sanankulon Polres Blitar Kota, AKP Budi Agus.
Budi mengatakan, Polsek Sanankulon mendapat tugas untuk melakukan pengamanan proses pemakaman korban.
Baca juga: KRONOLOGI Pembunuhan Pacar, Tersangka Cemburu, Usai Berhubungan Banyak Chat dan Telp dari Pria Lain
Polsek Sanankulon menerjunkan lima personil untuk mengamankan proses pemakaman korban.
Dikatakannya, korban sebenarnya warga Kepatihan, Kabupaten Tulungagung.
Tapi, orangtua korban memiliki tanah dan rumah di Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.
"Orangtua almarhum memiliki tanah dan rumah di Desa Bendosari dan keranda asal-usulnya Desa Bendosari. Proses pemakaman berjalan lancar," ujarnya.
Baca juga: Juragan Beras Bersimbah Darah di Kamar, Ditumbuk Saat Tidur, Pembunuhan Direncanakan Istri dan PIL
Berikut fakta-faktanya:
1. Terakhir keluar dengan kekasih
Data dari kepolisian menyebut, Bagus baru berusia 25 tahun dan berdomisili di Tulungagung, Jawa Timur.
AKP Adhi Putranto Utomo mengungkapkan, Bagus tidak ada kabar sejak Kamis (7/4/2022).
"Kami sudah komunikasi dengan keluarga, pihak keluarga juga membenarkan jika yang bersangkutan sudah tidak ada kabar sejak Kamis lalu," kata Kasat.
Terakhir, kata Kasat, keluarganya mengetahui anaknya keluar dengan kekasihnya membawa mobil keluarga. Selanjutnya, sudah tidak ada kabar.
Kasat memastikan jika pihaknya sedang bekerja keras untuk mengungkap kasus ini. "Kami sedang bekerja, untuk perkembangannya akan kami sampaikan," paparnya.
2. Mahasiswa Aktif
Bagus Prasetya Lazuardi hingga kini masih tercatat sebagai mahasiswa aktif dari profesi dokter angkatan 2019 Universitas Brawijaya, Malang.
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Eriko Prawestiningtyas mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi adanya orang hilang yang tersebar di media sosial pada Selasa (12/4/2022) sekitar pukul 14.00 WIB.
Dalam informasi berupa poster tersebut, tertulis nama mahasiswanya yakni Bagus Prasetya Lazuardi.
Pihak keluarga pun diketahui telah melakukan pencarian selama satu minggu.
Kemudian sekitar pukul 14.30 WIB, pihak kampus menerima informasi adanya penemuan jenazah korban.
"Informasi itu tersebar di media sosial, jadi tidak secara detail atau institusional, keluarga juga tidak melaporkan. Kami juga tidak berani apakah informasi itu betul atau tidak karena takutnya hoaks," kata Eriko, Rabu (13/4/2022).
Kemudian pihak kampus mencoba mencari data kebenaran apakah almarhum benar-benar merupakan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran.
"Ternyata betul, yang bersangkutan masih berstatus mahasiswa aktif UB jenjang profesi yang masuk pada tahun 2019, sebelumnya pernah menempuh Sarjana Kedokteran yang masuk tahun 2014 dan telah lulus," katanya.
Pihak universitas lalu mendapatkan informasi dari rekan almarhum bahwa korban memang benar-benar yang dicari selama ini di media sosial.
"Memang kita tidak melakukan pemeriksaan dan tidak tahu ada identitas melekat atau tidak, tetapi kalau saya membaca di surat kabar bahwa paparan dari penyidik didapatkannya informasi identitas dari Inafis," katanya.
3. Tinggal 1 Tahap Jadi Dokter
Eriko mengatakan, almarhum sebenarnya hampir lulus lulus atau tinggal menyelesaikan satu tahap untuk melakukan uji kompetensi.
"Yang bersangkutan sudah menyelesaikan stase di seluruh departemen di profesi kedokteran, tinggal satu tahap menunggu uji kompetensi," katanya.
Sebelum meninggal dunia, korban lebih banyak menghabiskan waktunya untuk praktik di RS Saiful Anwar sebagai dokter koas.
Pihaknya menyerahkan sepenuhnya wewenang penanganan kasus tersebut kepada kepolisian dan telah memberi ucapan dukacita kepada keluarga almarhum.
"Kami ikut menghadiri takziah dan pemakaman, kita sempat komunikasi bertemu dengan kedua orangtuanya dan saudara almarhum tetapi sepantasnya karena suasana duka jadi tidak bisa detail, tentu prihatin," katanya.
Eriko juga berharap pihak kepolisian bisa membuka kasus tersebut secara menyeluruh.
"Bagi kami penting untuk support system, nanti dari pihak kampus bisa merencanakan apa yang bisa dilakukan seandainya memang terbukti tidak wajar, apakah keamanan yang harus ditingkatkan, kewaspadaan harus kita ditingkatkan, ini bagian civitas akademik, bagaimana pun mereka adik-adik kita," katanya.
4. Punya usaha di Blitar
Salah satu warga Desa Bendosari, Natun mengaku mengenal sosok korban.
Menurutnya, korban merupakan langganan nasi goreng di warung milik Natun.
"Saya buka warung nasi goreng. Kalau ke sini (Bendosari), korban sering beli nasi goreng di tempat saya. Anaknya kalem dan ramah," kata Natun.
Rumah Natun dan lahan yang digunakan usaha keluarga korban tidak jauh hanya berjarak sekitar 1 kilometer.
Dikatakannya, dulu lahan dan rumah milik orang tua korban di Desa Bendosari digunakan untuk usaha sayuran.
Belakangan, korban juga ikut usaha ternak ikan koi di lahan milik orang tuanya di Desa Bendosari.
"Saya tahu karena anak saya juga jualan ikan koi. Kadang pas korban ke sini (Bendosari) juga main ke rumah bertemu anak saya," ujarnya.
Natun seperti tidak percaya saat mendengar kabar korban meninggal dunia.
"Kalau tidak salah ingat, saya terakhir bertemu korban dua bulan yang lalu," katanya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul SOSOK Mahasiswa Kedokteran UB yang Tewas Diduga Dibunuh di Pasuruan, Terakhir Keluar Bersama Kekasih,