Mahasiswa Kedokteran UB Diduga Dibunuh

FAKTA-Fakta Mahasiswa Kedokteran UB Diduga Dibunuh, Ayahnya Ikhlas Tak Nuntut Polisi Harus Terungkap

Dokter Tutit Lazuardi mengikhlaskan kepergian satu-satunya anak lakinya itu dan tidak menuntut polisi harus mengungkap pelakunya.

Editor: Bambang Wiyono
tangkap layar youtube SURYA Online
Bagus Prasetya Lazuardi, mahasiswa Kedokteran UB Malang yang tewas diduga dibunuh di Pasuruan. 

Setelah penemuan jasad Bagus, anggota Polres Pasuruan memburu pacar mahasiswa kedokteran UB itu.

Bagus Prasetya Lazuardi semasa hidup.
Bagus Prasetya Lazuardi semasa hidup. (istimewa)

TS, menurut Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Adhi Putranto Utomo, sebagai orang pertama yang diperiksa.

Setelah itu, polisi memeriksa saksi-saksi yang ada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) penemuan jasad Bagus.

"Sudah kami periksa. Anggota sudah berangkat ke Malang untuk melakukan interogasi kepada pacar BPL," katanya, Rabu (13/4/2022).

Makam korban (kiri) di Tempat Pemakaman Umum Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Rabu (13/4/2022). Dan lokasi penemuan mayat korban di sebuah semak-semak, lahan kosong di Jalan Raya Surabaya-Malang, Selasa (12/4/2022) siang (kanan).
Makam korban (kiri) di Tempat Pemakaman Umum Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Rabu (13/4/2022). Dan lokasi penemuan mayat korban di sebuah semak-semak, lahan kosong di Jalan Raya Surabaya-Malang, Selasa (12/4/2022) siang (kanan). (surya.co.id/samsul hadi dan istimewa polres pasuruan)

"Hasilnya nanti akan kami sampaikan. Yang jelas, pacarnya terakhir ketemu ya tanggal 7 kemarin. Memang sempat keluar untuk makan, dan sudah setelah itu pulang," tambah Kasat.

Menurut Kasat, selain kekasihnya, penyidik juga sudah memeriksa sejumlah saksi - saksi yang mengetahui penemuan mayat BPL.

"Sudah ada yang kami periksa beberapa saksi di lokasi penemuan," lanjut dia.

2. Keikhlasan orangtuanya

Kepergian Bagus menimbulkan kesedihan bagi ayahnya, dr Tutit Lazuardi, Sp.OG (K).

Namun, dokter kandungan yang terkenal di Tulungagung ini begitu mengikhlaskan kepergian anaknya.

"Orang hidup, ada 3 hal yang sudah dipastikan, jodoh, rezeki dan ajal. Saya sudah menerima," ucap dr Tutit, Rabu (13/4/2022).

Dokter Tutit berharap putranya mendapatkan jalan yang baik, apalagi meninggal saat puasa.

Agar jalannya dimudahkan, maka orangtuanya harus mengampuni dosanya serta mengikhlaskan kepergiannya.

Sebagai ayah, dr Tutit mengaku berat namun tetap menerima kenyataan ini.

Bahkan ayah empat anak ini menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada polisi.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved