Human Interest Story
KISAH Kadek Gandhi Buat Wine Stroberi: Omzet Rp10 Juta Sebulan, Dapat Apresiasi dari Kemenparekraf
KISAH Kadek Gandhi Buat Wine Stroberi: Omzet Rp10 Juta Sebulan, Dapat Apresiasi dari Kemenparekraf
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Banyak warga di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng mengembangkan bisnis agro wisata petik buah stroberi.
Namun ketika kunjungan wisatawan menurun, terlebih memasuki musim hujan, harga stroberi pun menjadi anjlok.
Merasa miris dengan kondisi tersebut, muncul ide kreatif dari seorang pemuda asal Banjar Dinas Lalang Linggah, Desa Pancasari, bernama I Kadek Gandhi (23).
Mahasiwwa jurusan Agribisnis Universitas Udayana ini membuat berbagai macam olahan stroberi. Mulai dari wine, kue kering, kerupuk hingga dried fruit stroberi.
Ditemui di kediamannya pada Jumat (29/4/2022), Gandhi menceritakan inisiatifnya membuat olahan lantaran melihat banyak petani di Desa Pancasari yang menanam buah stroberi, namun hanya dijadikan sebagai bisnis agro wisata.
Ketika memasuki panen raya, namun jumlah wisatawan menurun, ditambah lagi dengan musim hujan, maka harga buah akan anjlok.
"Stroberi itu kan tidak tahan lama, cepat busuk. Jadi petani terpaksa menjualnya dengan harga murah. Disamping itu Desa Pancasari juga belum punya oleh-oleh khas seperti Malang, yang sudah mengembangkan banyak olahan apel. Sementara Desa Pancasari terkenal dengan stroberi, namun oleh-olehnya keripik bayam," ucapnya.
Anak kedua dari pasangan I Made Suarsa dan Ni Ketut Yasih ini mencoba membuat minuman fermentasi (wine) yang terbuat dari buah stroberi pada 2018 lalu.
Uji cobanya ini ia tuangkan juga dalam lomba karya tulis ilmiah yang diselenggarakan oleh kampusnya.
"Uji coba membuat wine ini saya lakukan bersama beberapa teman kampus. Kami coba membuatnya setiap minggu, namun gagal di komposisi. Kadang rasa dan warnanya kurang pas. Sampai tahun 2020 baru kami berhasil membuat winenya, dengan kadar alkohol yang bisa bertahan diangka 13 persen. Modal awal itu Rp 25 juta. Uangnya itu hasil dari menang lomba karya tulis," ungkapnya.

Cara pembuatan wine yang diberi merk Soggra itu bermula dari buah stroberi jenis rosalinda yang dicuci bersih, lalu dibekukan.
Selanjutnya buah direbus sebentar dengan suhu tertentu, lalu difermentasi menggumakan ragi import yang digunakan khusus untuk membuat wine.
Proses fermentasi dilakukan selama dua minggu. Minuman selanjutnya menjalani proses penuaan wine (aging) selama empat bulan.
Nama Soggra dipilih sebagai merk wine stroberi mengandung arti paling bersinar diantara yang lain.
Wine stroberi itu kini dipasarkan melalui BUMDes Pancasari.
Produksinya dilakukan setiap dua minggu, dengan jumlah stroberi yang dihabiskan mencapai 50 kilogram untuk menghasilkan 30 liter wine.
Gadhi menjual produknya itu dalam berbagai ukuran kemasan. Wine dengan kemasan 250 mililiter dijual seharga Rp 75 ribu.
Sementara ukuran 500 mililiter dijual seharga Rp 130 ribu.
Dari bisnis wine ini, Gadhi mampu meraup omzet hingga Rp 10 juta per bulan.
Berkat ide kreatifnya ini, Gandhi bahkan terpilih sebagai Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian pada 2021 lalu.
Ia bahkan mendapatkan Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Uno pada 2021.
"Saya dapat Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) dari Kemenparekraf. Dana itu saya gunakan untuk modal awal mengembangkan usaha seperti membuat dried fruit stoberi, cookies stroberi dan kerupuk stroberi," tutupnya. (*)