Berita Buleleng
Antisipasi Hepatitis Akut, RSUD Buleleng Siapkan Rute Pelayanan Mirip Covid-19
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak usia 1 hingga 16 tahun sebagai Kejadian Luar Biasa
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak usia 1 hingga 16 tahun sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
RSUD Buleleng pun telah menyiapkan rute pelayanan, apabila penyakit ini mulai menyebar di Buleleng.
Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha ditemui Jumat 6 Mei 2022 mengatakan, penyebab hepatitis akut ini diduga akibat adenovirus 41.
Baca juga: Perhatikan! Makanan Berikut Ini Penyebab Hepatitis A, Jauhi Sekarang!
Penyakit ini kata dr Arya hanya menyerang anak-anak usia 1 hingga 16 tahun, dengan ciri-ciri sebagian besar sama seperti Covid-19. Yakni demam, mual, diare, nyeri otot dan mata menguning.
dr Arya menyebut, penyakit yang pertama kali ditemukan di Inggris ini belum ada obatnya.
Untuk itu ia mengimbau kepada masyarakat agar lebih mengutamakan tindakan pencegahan, seperti menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Yakni rutin mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker dan jaga jarak.
Baca juga: Hepatitis Akut Sebabkan Gangguan pada Organ Lain, Pakar Epidemiologi Nilai sebagai Penyakit Serius
Sementara terkait tindakan medis yang diberikan, mengingat penyakit ini belum ada obatnya, maka pasien hanya disarankan untuk menjalani rawat inap, untuk mempermudah melakukan observasi.
Selain itu, pasien juga diistirahatkan, diberikan nutrisi dan obat simtomatik sesuai dengan gejala atau keluhan yang dialami.
"Medis akan memonitoring. Kalau pasien mengalami perburukan sehingga gejalanya menjadi berat, maka harus cepat dibawa ke ruang intensif."
Baca juga: WADUH! Singapura Konfirmasi Kasus Hepatitis Akut Pada Bayi 10 Bulan
"Pada umumnya virus akut memang tidak memerlukan obat khusus. Pasien akan sembuh sendiri, apabila tubuh mempu menghadapi virus ini dan diberikan di-support lewat medis," jelasnya.
dr Arya menyebut, rute penanganan hepatitis akut yang disiapkan oleh pihaknya, hampir sama dengan penanganan Covid-19.
"Kami belajar dari pengalaman Covid-19. Kami sudah punya pengalaman menyeting ruangan untuk dijadikan ruang isolasi. Kami sudah punya ruang isolasi rabies, TBC Paru, dan Covid-19. Jadi nanti kalau ada kasus hepatitis akut ini, kami tinggal set pasiennya masuk ke ruangan itu," terangnya.
Sejauh ini dr Arya menyebut, pihaknya belum menerima pasien dengan keluhan yang mengarah pada hepatitis akut misterius tersebut.
Namun sebagai rumah sakit rujukan, dr Arya pun menegaskan siap menerima apabila terdapat pasien dengan penyakit yang telah menewaskan tiga orang anak di daerah Jakarta tersebut.
"Deteksi dini memang menjadi tugas Dinas Kesehatan. Namun kami sebagai rumah sakit rujukan di Buleleng siap menerima pasien, sesuai dengan SOP."
"Kami sudah punya rute pelayanannya. Kalau hanya melihat gejala, medis sudah tau itu hepatitis. Tapi untuk mendeteksi penyebabnya apakah karena adenovirus 41 memang harus melalui tes PCR, seperti Covid," tutupnya. (*)
Berita lainnya di Hepatitis Akut Misterius