Berita Tabanan
ANTISIPASI Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Harus Tingkatkan Boisekuriti Pada Kandang
Dinas Pertanian Tabanan, meminta seluruh peternak di Kabupaten Tabanan, agar meningkatkan prosedur biosekuriti pada kandang milik masing-masing.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Dinas Pertanian Tabanan, meminta seluruh peternak di Kabupaten Tabanan, agar meningkatkan prosedur biosekuriti pada kandang milik masing-masing.
Peternak juga diminta terus memantau kesehatan hewan ternaknya.
Sebab, belakangan ini, muncul kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di daerah Jawa Timur.
Penyakit ini menyerang hewan ternak seperti sapi, kambing, kerbau hingga babi.
Baca juga: ICON Baru Tabanan, Lapangan Dangin Carik Rampung Akhir Tahun Ini
Di Tabanan, tercatat ada puluhan ribu ekor hewan ternak yang rentan terserang PMK ini terutama babi.
Menurut data yang berhasil diperoleh, dari Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Tabanan.
Ada total ada 78.516 ekor populasi hewan ternak.
Rinciannya, jumlah populasi sapi jantan dan betina sebanyak 54.024 ekor.
Kemudian jumlah populasi babi sebanyak 22.681 ekor, selanjutnya ada 1.752 ekor kambing dan 59 ekor kerbau.
Baca juga: Kasus Rekayasa Penculikan di Tabanan Terus Didalami, Polisi Tunggu Hasil Tes Kejiwaan DA dan Mertua
"Kami harap para peternak meningkatkan biosekuriti di wilayah masing-masing. Ini sejalan dengan permintaan Pemprov Bali untuk mewaspadai wabah PMK yang sudah muncul sejak awal bulan ini. Masyarakat kami harap untuk melakukan langkah-langkah untuk mencegah atau mengantisipasi terjangkitnya hewan ternak," jelas Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Tabanan, Gde Eka Parta Ariana, saat dikonfirmasi, Selasa 10 Mei 2022.
Dia menjelaskan, beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah terjangkitnya penyakit tersebut, seperti rutin membersihkan kandang hewan ternak.
Termasuk juga meningkatkan pengawasan lalu lintas hewan ternak rentan, produk hewan dan media pembawa penyakit yang beresiko tinggi dari wilayah tertular.
Baca juga: PNS di Tabanan Tetap Masuk Kantor, BKPSDM Lakukan Pengkajian Kebijakan WFH Usai Libur Lebaran
"Kami sudah imbau semua pihak agar melakukan pencegahan. Ini bukan untuk peternak saja sebenarnya, tapi seluruh pihak mulai pelaku usaha ternak, pelaku usaha di bidang pengolahan daging, dan petugas kesehatan hewan juga," tegasnya.
Gde Eka menegaskan, jika semisalnya menemukan hewan ternak dengan gejala PMK bisa segera melapor kepada petugas terdekat.
Hal ini bertujuan memberikan penanganan sedini mungkin, seperti melakukan isolasi atu karantina agar tidak menyebar atau bisa dikendalikan.
Menurutnya, waspada sangat penting saat ini mengingat di Tabanan sendiri jumlah populasi ternak seperti sapi, kambing, kerbau dan juga babi.
Baca juga: 2 Orang Digigit Anjing Rabies di Tabanan Belum Diketahui, Satu Orang Dapat Luka Gigitan Berisiko
"Populasi hewan ternak kita di Tabanan cukup banyak. Terutama sapi dan babi yang harus kita jaga agar tak sampai terjangkit penyakit ini. Lakukan langkah-langkah pencegahan dan perketat atau tingkatkan prosedur biosekuriti pada wilayah masing-masing," tandasnya. (*)