Berita Badung

Respon Kejadian Abrasi di Kuta, BBMKG Sudah Peringatkan Sebelumnya

Fenomena pasangnya gelombang ini sebenarnya sudah diprediksi oleh Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Harun Ar Rasyid
ARINI
Pantauan Tribun Bali di Pantai Kuta pada Rabu (08/06/2022) pukul 12.00 WITA - Rabu, 15 Juni 2022 pesisir Kuta dikejutkan dengan adanya gelombang pasang. 

"Gelombang pasang ini sudah menjadi fenomena yang biasa terjadi di pesisir daerah selatan Bali.

Namun, jumlah kejadian fenomenanya tidak terlalu sering, hanya 2-3 kali setiap tahun.

Karena tidak sering ini, kami juga belum bisa memastikan titik tertentu yang menjadi potensi dampak lainnya," jelasnya.

Agus juga kembali menegaskan peringatan dini cuaca ekstrim yang berpotensi terjadi di Indonesia dan Bali.

Pantai Kuta yang lengang dan sepi pengunjung menjelang lebaran pada Sabtu, 23 April 2022
Pantai Kuta yang lengang dan sepi pengunjung menjelang lebaran pada Sabtu, 23 April 2022 (Tribun Bali/Putu Yunia Andriyani)

Baca juga: Suasana Pantai Kuta Bertepatan dengan Perayaan Hari Raya Galungan Hari Ini

Baca juga: Libur Hari Raya Waisak, Kawasan Pantai Kuta Ramai Dikunjungi Wisatawan

Baca juga: Tak Seramai Pantai Kuta, Pantai Petitenget Seminyak Jadi Tempat Berburu Sunset

Peringatan dini diinformasikan akan berlaku di Indonesia secara umum pada 11 - 23 Juni 2022.

Fenomena ini memungkinkan terjadinya banjir pesisir atau banjir rob, namun ini juga kembali kepada kondisi daerah masing-masing.

Bali sendiri berpotensi untuk terjadi gelombang pasang, namun kecenderungannya sejauh ini menurun.

"Sebelum-sebelumnya memang pernah terjadi dan informasi itu sudah masuk ke kami juga, tapi itu sudah beberapa bulan yang lalu.

Sementara sejauh ini, khususnya dalam periode bulan Juni, kami belum menerima informasi lagi selain ini," tambahnya.

Agus menjelaskan tingginya gelombang laut disebabkan oleh faktor astronomis atau tata letak benda-benda langit.

Selain itu, gelombang laut yang menyebabkan pasang surut juga disebabkan oleh faktor periodik dari gelombang itu sendiri.

Untuk gelombang di Bali bagian selatan sendiri memang berpotensi akan cukup tinggi, namun semua itu dapat diatasi.

Hal ini bergantung pada kondisi penanganan pesisir seperti struktur pasir dan bangunan.

Ia menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dengan ketinggian gelombang laut yang bisa mencapai lebih dari 2 meter.

Terutama untuk masyarakat yang berada di selatan Bali.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved