Gempa Bumi

GEMPA BUMI Hari Ini Bertepatan Dengan Sasih Karo, Ini Makna Berdasar Lontar Palelindon

Kejadian gempa bumi pada hari ini, Senin 22 Agustus 2022, bertepatan dengan Sasih Karo. Dalam Lontar Palelindon, disebutkan agar introspeksi diri.

(Tribun Bali/Rizal Fanany)
ilustrasi - Kejadian gempa bumi pada hari ini, Senin 22 Agustus 2022, bertepatan dengan Sasih Karo. Dalam Lontar Palelindon, disebutkan agar introspeksi diri. 

"Silakan ditunggu dulu sebentar. Beliau sedang Nyurya Sewana (ritual)," ujar seorang pengayah di Gria Gede Desa Aan.

Tidak lama berselang, mendiang Ida Pedanda Putra Tembau menutup ritualnya.

Panglingsir Gria Aan ini, berjalan perlahan keluar dari merajan miliknya.

Ia tampak sangat bersahaja, dengan pakaian putih dan kamen batik berwarna hijau.

Sang sulinggih pun, memberikan berpendapat terkait gempa bumi yang kala itu beruntun terjadi di lombok, hingga berdampak ke Bali.

Baca juga: BREAKING NEWS Gempa 5,8 SR Pusat di Kuta Selatan, Bali, Orang-orang Berhamburan

Baca juga: Gempa Bumi Guncang Selatan Bali Tidak Berpotensi Tsunami, Ini Kata BMKG

Tribun Bali sempat mewawancarai mendiang Ida Pedanda Putra Tembau, di Geria Gede Desa Aan, Banjarangkan, Klungkung, Senin 6 Agustus 2018. Bertanya tentang gempa bumi pada Sasih Karo.
Tribun Bali sempat mewawancarai mendiang Ida Pedanda Putra Tembau, di Geria Gede Desa Aan, Banjarangkan, Klungkung, Senin 6 Agustus 2018. Bertanya tentang gempa bumi pada Sasih Karo. (TRIBU BALI/EKA MITA SUPUTRA)

Menurut mendiang, gempa bumi yang terjadi saat redite (minggu), Sasih Karo itu tidak hanya sebagai bencana alam.

Namun, juga memiliki arti atau tanda niskala, dan menjadi peringatan masyarakat untuk bertindak.

Mendiang nak lingsir lalu mengambil naskah Lontar Palelindon miliknya.

Beliau kala itu, dengan teliti membaca dan meresapi isi setiap naskah Sastra Bali kuno tersebut.

"Jadi tanda alam dari gempa bumi itu tertuang dalam naskah Lontar Palelindon (susastra lokal).

Jadi terjadinya gempa bumi berdasarkan hari, dan sasih itu ada artinya.

Menjadi peringatan bagi manusia untuk bersikap dan bertindak," ungkap mendiang Ida Pedanda Putra Tembau.

Berdasarkan Lontar Palelindon tersebut, gempa bumi beruntun yang terjadi pada Sasih Karo diawali dari pertanda alam seperti hujan lebat, serta cuaca ekstrim gelombang tinggi di laut.

Hal ini sangat sesuai dengan kondisi alam beberapa hari belakangan di Bali.

"Berdasarkan Lontar Palelindon ini, gempa bumi yang terjadi saat redite (minggu), bertanda warga sangat mudah tersulut emosinya. Selain itu, hama juga banyak menyerang pertanian," ungkapnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved