Gempa Bumi

GEMPA BUMI Hari Ini Bertepatan Dengan Sasih Karo, Ini Makna Berdasar Lontar Palelindon

Kejadian gempa bumi pada hari ini, Senin 22 Agustus 2022, bertepatan dengan Sasih Karo. Dalam Lontar Palelindon, disebutkan agar introspeksi diri.

(Tribun Bali/Rizal Fanany)
ilustrasi - Kejadian gempa bumi pada hari ini, Senin 22 Agustus 2022, bertepatan dengan Sasih Karo. Dalam Lontar Palelindon, disebutkan agar introspeksi diri. 

Namun, ada hal yang menjadi perhatian mendiang sang sulinggih saat itu.

Lontar Palelindon juga menyebut, gempa bumi yang terjadi saat Sasih Karo memiliki makna yang lebih luas.

Mulai dari pemimpin yang saat ini tengah bimbang, sampai masyarakat yang tidak lagi percaya dengan pemerintahnya.

Ilustrasi Lontar - Lontar Palelindon juga menyebut, gempa bumi yang terjadi saat Sasih Karo memiliki makna yang lebih luas.

Mulai dari pemimpin yang saat ini tengah bimbang, sampai masyarakat yang tidak lagi percaya dengan pemerintahnya.
Ilustrasi Lontar - Lontar Palelindon juga menyebut, gempa bumi yang terjadi saat Sasih Karo memiliki makna yang lebih luas. Mulai dari pemimpin yang saat ini tengah bimbang, sampai masyarakat yang tidak lagi percaya dengan pemerintahnya. (Tribun Bali/ Net)

"Sementara gempa bumi pada Sasih Karo, berdasarkan Lontar Palelindon ini memberikan tanda bahwa masyarakat mulai tidak percaya dengan pemerintah.

Pemerintah juga mulai bimbang.

Jika ini terus berlanjut, tentu suasana kehidupan bermasyarakat juga tidak kondusif dan rentan menjadi konflik.

Pertanda ini sangat riskan, terlebih menjelang tahun pemilu seperti saat ini," jelas mendiang Ida Pedanda Putra Tembau.

Namun demikian, mendiang Ida Pedanda Putra Tembau meminta masyarakat untuk memaknai gempa bumi tersebut sebagai sebuah peringatan alam.

Dengan kejadian ini, masyarakat diminta untuk kembali ke jati dirinya sebagai manusia yang mulia.

"Lontar Palelindon ini juga menjelaskan, bencana gempa bumi saat Sasih Karo ini diharapkan menjadi peringatan bagi manusia agar intropeksi diri.

Masyarakat agat tidak mudah tersulut emosinya, berpikiran jernih, dan kembali ke jati diri manusia sehingga alam ini menjadi ajeg (tegak) dan penuh kedamaian," terangnya.

Dalam lontar itu juga tertuang, perlu dilakukanya pecaruan sesuai dengan kemampuan, agar bhuana agung (alam semesta) kembali tentram dan seimbang.

Mendiang mengharapakan masyarakat malihat peritiwa gempa bumi tidak hanya sebagai musibah belaka.

Namun, melihat gempa bumi sebagai pertanda alam, yang mengingatkan manusia adanya pergeseran nilai di masyarakat.

Mulai dari ekploitasi alam yang semakin marak, hingga sikap manusia yang semakin kurang bersahabat dengan alam.

"Kejadian ini mengingatkan kita untuk mulai bersikap bijaksana terhadap alam.

Harus intropeksi diri dengan apa yang kita lakukan terhadap alam, sehingga alam terjaga keajegannya,"ucap beliau.

ilustrasi - Kejadian gempa bumi pada hari ini, Senin 22 Agustus 2022, bertepatan dengan Sasih Karo. Dalam Lontar Palelindon, disebutkan agar introspeksi diri.
ilustrasi - Kejadian gempa bumi pada hari ini, Senin 22 Agustus 2022, bertepatan dengan Sasih Karo. Dalam Lontar Palelindon, disebutkan agar introspeksi diri. ((Tribun Bali/Rizal Fanany))

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved