Gempa Bumi
GEMPA BUMI Hari Ini Bertepatan Dengan Sasih Karo, Ini Makna Berdasar Lontar Palelindon
Kejadian gempa bumi pada hari ini, Senin 22 Agustus 2022, bertepatan dengan Sasih Karo. Dalam Lontar Palelindon, disebutkan agar introspeksi diri.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang, dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa bumi, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa bumi yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG) atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.
Baca juga: Rumah Ketut Suli Hangus Dilahap Jago Merah
Baca juga: BREAKING NEWS Gempa 5,8 SR Pusat di Kuta Selatan, Bali, Orang-orang Berhamburan

Seorang karyawan sebuah perusahaan di Sukawati Gianyar, Kambali, mengatakan saat terjadi goncangan sedang berada di lantai 3.
“Goncangannya terasa dua sampai tiga kali. Kami langsung lari berhamburan,” ungkapnya.
Kejadian gempa bumi hari ini, bertepatan dengan Sasih Karo.
Masyarakat Bali percaya, gempa yang terjadi pada Sasih Karo (bulan kedua menurut kalender Bali) ini adalah pertanda alam dan memiki makna secara niskala (keyakinan kearifan lokal).
Simak Ulasannya
Tribun Bali sempat mewawancarai mendiang Ida Pedanda Putra Tembau, di Geria Gede Desa Aan, Banjarangkan, Klungkung, Senin 6 Agustus 2018.
Gapura berukiran khas Bali yang cukup megah, menjadi pertanda kediaman salah satu tokoh Hindu ternama di Klungkung ini.
Saat memasuki ke halaman rumahnya, lantunan mantra diikuti surag genta (suara dari lonceng) sangat terdengar merdu.
Ketika itu, mendiang Ida Pedanda Putra Tembau, sedang melakukan ritual Surya Sewana di merajan (tempat ibadah masing-masing keluarga).
Ritual tersebut biasanya dilakukan oleh sulinggih (rohaniawan Hindu) setiap harinya, untuk mendoakan keseimbagan alam semesta.