Berita Gianyar

Sedang Berlangsung Prosesi Pengabenan Korban Kompor Mayat Meledak, Kadek Gian di Setra Selat Belaga

Jenazah Kadek Gian (15) sudah tiba di Setra Desa Adat Selat Belaga, Blahabatuh Gianyar pada Selasa 23 Agustus 2022 siang.

Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Pixabay
Ilustrasi api - Kompor Jenazah Meledak di Blahbatuh, 2 Orang Meninggal Dunia, Kadek Gian Berlari dengan Kobaran Api. Sedang Berlangsung Prosesi Pengabenan Korban Kompor Mayat Meledak, Kadek Gian di Setra Selat Belaga pada Selasa 23 Agustus 2022. 

"Besok (hari ini, Red) Gian langsung diaben, jenazahnya masih di rumah sakit. Besok dipulangkan langsung diaben," ujar seorang keluarga Gian, dengan nada sedih di Desa Selta Belega, Senin. Dia pun mengatakan, pihak keluarga belum siap diwawancarai terkait hal ini.

Kehilangan bukan hanya dirasakan oleh pihak keluarga, namun juga warga setempat. Seperti halnya I Komang Gading, pecalang Desa Adat Selat Belega mengatakan, dadanya terasa sesak saat mendengarkan kabar bahwa Gian meninggal.

"Dada saya terasa sesak begitu tahu Gian meninggal. Gian sudah saya anggap sebagai anak sendiri. Dia sering bermain sama anak saya," ujarnya.

Gading pun menghela napas saat mengingat momen Gian berlari ke rumah warga dalam kondisi terbakar. Saat itu, dirinya bersama warga lainnya ikut berlari mengejar Gian untuk membantu.

Namun upaya Gian untuk menyelamatkan diri tak berhasil. Ia pun meninggal dalam perawatan di RSUP Sanglah dengan luka bakar mencapai 90 persen.

"Saat itu situasinya sangat krodit. Semua orang panik. Semua kendaraan warga ikut diturunkan membawa para korban ke rumah sakit. Mobil patroli polisi yang kebetulan lewat juga banyak membawa korban ke rumah sakit," ujarnya.

Menurut Gading, Gian merupakan sosok periang, yang mudah bergaul dengan siapa saja. Semasa hidupnya suka bermain voli. Ia merupakan anak kedua, yang dibesarkan oleh ibunya pasca ayahnya meninggal karena sakit sekitar tiga tahun lalu. Gian tumbuh dengan baik dalam keluarga wirauhasa yang bergerak di bidang beras.

"Gian orangnya baik. Saya sangat kehilangan sekali. Sudah seperti anak sendiri," ujar Gading.

Baca juga: 4 KORBAN Kompor Mayat Meledak Segera Dioperasi, Simak Penjelasan Dokter Bedah Plastik

Jero Bendesa Selat Belega, I Made Arto mengatakan, Gian semasa hidupnya merupakan anak yang aktif dan suka bergaul. "Semua warga sangat kehilangan sosok Gian," ujarnya.

Terkait prosesi pengabenan Gian, Arto mengatakan pihak krama telah menyiapkan sarana prasarana sejak Minggu kemarin. Polah-palih atau rangkaian upacara ngaben pada Selasa, seperti dresta setempat, yakni menggunakan petulangan. Sebagai keturunan Arya Tan Mundur, petulangan Gian menggunakan singa merah.

"Kemarin krama langsung tedun membuat sarana upakara pengabenan, tapi untuk petulangannya, karena terkendala waktu, diputuskan untuk membeli di luar," ujarnya.Arto mengatakan ngaben akan digelar di setra/kuburan Desa Selat Belega dari pagi, dan kemungkinan kremasi atau pembakaran akan berlangsung siang hari. Dalam mengantisipasi hal serupa tak terjadi lagi, akan disiagakan mobil pemadam kebakaran. Sementara untuk pembakaran, pihaknya tetap menggunakan kompor jenazah. Namun untuk bahan bakarnya, pihaknya belum mengetahui jenis apa yang digunakan.

(*)

(Tribun-Bali.com/Putu Yunia Andriyani/I Wayan Eri Gunarta)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved