Berita Tabanan

LEBUR Energi Negatif, Simak Filosofi Pembangunan Patung Wisnu Murti di Tabanan

Patung Wisnu Murti di Catus Pata Kediri bukan sekadar patung. Ada makna dan filosofi mendalam dari keberadaan patung ini.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Angga TB
Design Baru Wisnu Murti - Dikarenakan posisi itu sinkron atau selaras, menghubungkan antara gunung dan segara yang menjadi keyakinan umat Hindu Bali. Dan penempatan patung Wisnu Murti sudah sangat tepat di sana, karena menyimbulkan penyerapan energi negatif, Wisnu Memurthi. 

Maka disebut dengan catus pata atau tapak dara sebagai simbol harmonisasi keseimbangan alam semesta,” ucapnya Minggu 4 September 2022.

Maka dari itu pulalah, sambungnya, menyangkut keseimbangan alam dan keyakinan yang mendalam dari umat Hindu Bali, yang menjadi alasan dasar dahulu pihaknya melakukan penolakan pembongkaran.

Kemudian digantikan dengan patung Bung Karno

Dan saat ini juga, menjadi dasar persetujuan dan mengapresiasi Bupati Komang Gede Sanjaya dan Wakil Bupati I Made Edi Wirawan, melakukan pembangunan kembali sesuai dengan aspirasi masyarakat adat setempat, meskipun ada pro dan kontra.

Design 3D Patung Wisnu Murti - Maka dari itu pulalah, menyangkut keseimbangan alam dan keyakinan yang mendalam dari umat Hindu Bali, yang menjadi alasan dasar dahulu Puskor Hindunesia melakukan penolakan pembongkaran.

Kemudian digantikan dengan patung Bung Karno. 

Dan saat ini juga, menjadi dasar persetujuan dan mengapresiasi Bupati Komang Gede Sanjaya dan Wakil Bupati I Made Edi Wirawan, melakukan pembangunan kembali sesuai dengan aspirasi masyarakat adat setempat, meskipun ada pro dan kontra.
Design 3D Patung Wisnu Murti - Maka dari itu pulalah, menyangkut keseimbangan alam dan keyakinan yang mendalam dari umat Hindu Bali, yang menjadi alasan dasar dahulu Puskor Hindunesia melakukan penolakan pembongkaran. Kemudian digantikan dengan patung Bung Karno.  Dan saat ini juga, menjadi dasar persetujuan dan mengapresiasi Bupati Komang Gede Sanjaya dan Wakil Bupati I Made Edi Wirawan, melakukan pembangunan kembali sesuai dengan aspirasi masyarakat adat setempat, meskipun ada pro dan kontra. (Angga TB)

 

“Orang Bali (Hindu Bali,red) memiliki dimensi akan kepercayaan hukum karma.

Siapa yang melakukan tidak benar, akan mendapat karmanya,” tegasnya.

Gus Susena sapaannya, menjelaskan bahwa sedari awal dari saat pembongkaran yang sudah terjadi atau dilakukan, pihaknya berjuang untuk dibangun kembali.

“Dulu terjadi pembongkaran kami mewarning (wanti-wanti), untuk jangan dibongkar oleh pemerintah Kabupaten Tabanan saat itu.

Sampai kami dengan berbagai komponen peduli mendatangi Kantor Bupati Tabanan untuk menyampaikan aspirasi murni kami.

Kami sangat menyayangkan jika pembongkaran simbol-simbol spiritual, ditumpangi kepentingan politik.

Di mana oknum tertentu ingin memunculkan ikon Bung Karno, agar mendapat tempat di hati masyarakat yang fanatik dengan ideologi tokoh Proklamator itu.

Sayangnya, hal itu sangat bertentangan dengan pesan mulia Bung Karno yang sangat menjunjung nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat.

Pemasangan Patung Bung Karno di Tabanan
Pemasangan Patung Bung Karno di Tabanan (Tribun Bali/Fahrio Rizaldi Abror)

"Padahal, kami sudah sarankan (Patung Bung Karno) itu ditempatkan pada tempat yang baik dan benar.

Seperti dibuatkan Taman Kebangsaan, yang bisa dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan diorama Bung Karno.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved