Berita Bali
Pekerja Lapangan Menjerit Beli Pertalite, FSPM Bali Tegaskan Tolak Kenaikan Harga BBM
Pemerintah pusat telah resmi menaikkan harga BBM, BBM non-subsidi jenis Pertamax juga naik.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Ia menilai pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM lantaran minimnya anggaran yang dimiliki oleh pemerintah.
"Ya terima saja, yang penting BBM tidak langka. Saya mengerti harganya naik karena pemerintah kekurangan dana," ujarnya.
Ekonomi Belum Pulih
Sementara itu, Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) regional Bali merasa kecewa dengan kenaikan BBM ini.
Alasannya, pariwisata di Bali baru mulai menggeliat sudah harus dihantam kenaikan BBM.
Pekerja pariwisata yang baru mulai bekerja pasca Pandemi Covid-19, juga belum memiliki penghasilan yang layak.
“Tiba-tiba BBM subsidi utamanya Pertalite naik. Jelas akan memberatkan pekerja di Bali,” kata Sekjen FSPM Regional Bali, Ida I Dewa Made Rai Budi Darsana, saat dihubungi Tribun Bali, Minggu 4 September 2022.
Diungkapkan, kenaikan BBM ini akan berdampak terhadap kenaikan harga bahan pokok.
“Bagaimana mungkin sedang dalam masa sulit bagi masyarakat kemudian pemerintah mengambil kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi ini,” katanya.
Pihaknya pun berharap agar pemerintah melakukan peninjauan kembali terhadap kenaikan BBM ini.
Bahkan FSPM regional Bali secara tegas menolak kenaikan BBM bersubsidi.
Terkait aksi penolakan, pihaknya masih menunggu instruksi dari FSPM pusat.
“Namun kami bersikap bahwa kami FSPM menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM ini. Ekonomi Bali dan juga nasional belum pulih,” katanya.
Ia mengatakan saat ini kebanyakan penghasilan dari pekerja khususnya pariwisata di Bali belum pulih.
Rata-rata dari mereka baru mendapat penghasilan rata-rata 50 persen dari penghasilan sebelumnya.
“Mungkin daerah-daerah Badung yang kena imbas G20 sudah normal, tapi yang lain masih sekitar 50 persen kembali penghasilan mereka. Karena ada beberapa hotel belum menerapkan upah secara penuh,” katanya.
Polisi Sidak SPBU
Dari pantauan Tribun Bali di berbagai daerah, aparat kepolisian tampak melakukan sidak dan penjagaan ketat di sejumlah SPBU pasca kenaikan BBM subsidi.
Seperti di Jembrana, ratusan personel Polres Jembrana diturunkan untuk melakukan sidak ke belasan SPBU.
Tujuannya adalah untuk mengecek pasokan dan mengawasi pendistribusian BBM pasca diumumkan naik.
Kabag Ops Polres Jembrana, Kompol I Putu Ngurah Riasa menegaskan, dari hasil pemantauan atau pengecekan ke seluruh SPBU belum menemukan antrian atau penumpukan kendaraan pasca diumumkan naik.
Kondisinya masih normal di Jembrana.
"Pantauan kami dari seluruh SPBU yang ada di Jembrana ini masih berjalan normal. Tidak ada antrian maupun penumpukan kendaraan sebelum dan pasca diumumkan naik," kata Kompol Putu Ngurah Riasa saat dikonfirmasi, Minggu 4 September 2022.
Dia melanjutkan, selain kondisi di lapangan, pasokan atau stok BBM untuk sementara aman.
Sebab, distribusi dari tempat penyaluran yakni Depo Pertamina di Karangasem juga masih berjalan seperti biasanya.
"Kemudian untuk stok BBM juga masih aman pasca diumumkan naik oleh pemerintah kemarin," ungkapnya.
Aparat kepolisian juga melakukan penjagaan di beberapa SPBU di Kabupaten Klungkung untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan pasca kenaikan harga BBM.
"Di sejumlah SPBU di wilayah Kabupaten Klungkung sudah dilakukan pengamanan oleh personel baik dari polsek maupun polres," kata Kapolres Klungkung AKBP I Nengah Sadiarta, kemarin.
Personel yang bertugas di SPBU melakukan tugas memberikan informasi dan mengedukasi masyarakat tentang pemerintah menaikkan harga BBM.
Tidak hanya di Klungkung daratan, penjagaan ketat aparat kepolisian di SPBU juga dilaksanakan di Kecamatan Nusa Penida.
Apalagi beberapa waktu lalu, penyaluran BBM di Nusa Penida mendapat sorotan akibat maraknya pembelian dengan jerigen, hingga habisnya stok BBM akibat gangguan pengiriman.
Kapolsek Nusa Penida Kompol I Gede Redastra menyampaikan, secara umum situasi Nusa Penida pasca kenaikan BBM masih dalam keadaan aman.
Tidak sampai terjadi antrian di SPBU, serta belum ada reaksi potensi gangguan keamanan dari masyarakat akibat kenaikan BBM.
Polres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai juga mengerahkan personelnya untuk melakukan kegiatan patroli dan pengamanan di SPBU Angkasa 53.80312.
Polisi menyambangi SPBU Angkasa yang merupakan satu-satunya SPBU yang berada dalam wilayah hukum Polres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai ini untuk mengantisipasi dampak yang muncul paca kenaikan BBM tersebut.
Sementara itu, Pengawas Lapangan SPBU Banyuasri, Buleleng, Komang Sukra Ambara Dana, mengatakan sempat terjadi antrean panjang di SPBU Banyuasri akibat langkanya BBM jenis solar di SPBU yang lain, beberapa minggu yang lalu.
Selain itu, sebelum adanya kenaikan harga BBM ini, jatah solar juga sempat dibatasi, yakni hanya 8.000 liter per hari.
Namun sejak kenaikan harga BBM ini, kini pasokannya sudah bertambah menjadi 16 ribu liter.
"Solar di SPBU yang lain kosong. Jadi banyak sopir truk yang beli ke sini, jadi sempat terjadi penumpukan truk di SPBU kami. Kiriman pasokak juga sempat dibatasi, tapi sekarang sudah normal. Kami dapat pasokan solar 16 ribu liter untuk solar dan 32 ton untuk Pertalite, jadi tumpukan kendaraan sudah tidak ada. Sudah landai," tandasnya. (mpa/rtu/mer/ang/sup/mit/zae)
Kumpulan Artikel Bali