Berita Jembrana
Peternak Khawatir Babi Divaksin Malah Sakit, Harap Pemerintah Pertimbangkan Keluhan Warga
Pengiriman hewan ternak babi ke luar Bali tak selamanya membuat para peternak berbagagia. Para peternak justru menjerit dan merasa khawatir denga
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Marianus Seran
TRIBUN BALI.COM, NEGARA- Pengiriman hewan ternak babi ke luar Bali tak selamanya membuat para peternak berbagagia.
Para peternak justru menjerit dan merasa khawatir dengan adanya persyaratan vaksinasi terhadap ternaknya.
Ditakutkan, ketikan dilakukan vaksinasi hewan kaki empat dominan warna merah muda ini menjadi sakit dan batal mengirim ke luar Bali.
Peternak Babi Jembrana, Kadek Alit Subagia Yasa menuturkan, kebijakan pengiriman hewan ternak jenis babi memang menjadi angin surga bagi para peternak.
Namun begitu, pemerintah harus mempertimbangkan kembali beberapa poin penting yang menjadi masukan dari para peternak. Khususnya mengenai syarat pengiriman.
Alit menilai salah satu persyaratan yakni vaksinasi PMK untuk babi tersebut sangat cocok untuk jangka panjang. Namun, untuk jangka pendek menurutnya kurang tepat.
Sebab, persyaratan agar hewan ternak divaksinasi dulu akan menyebabkan peternak menunggu lebih lama.
Itu bisa menutup nafas para peternak. Sedangkan, peternak sendiri sudah menjerit dengan kondisi harga pakan yang melonjak tinggi.
Baca juga: 12 Anggota Parpol TMS, Tercatat Sebagai Anggota di Dua Parpol Berbeda, KPU & Bawaslu Klarifikasi
"Jika harus menunggu, paling cepat sebulan kedepan, kita di peternak yang justru habis. Habis dalam artian pemberian pakan dan perawatan lainnya.
Kami di bawah sudah menjerit karena penjualan di Bali atau serapannya rendah dibandingkan dikirim ke luar Bali," ungkapnya.
Kemudian, kata dia, untuk babi yang hendak diperdagangkan ke luar Bali dipastikan babi dengan ukuran besar atau babi siap potong. Ketika dilakukan vaksinasi PMK, kondisi babi bakal menjadi drop dan justru mengakibatkan hewan ternak kaki empat ini menjadi sakit.
"Ketika hendak kirim ke luar Bali harus syaratnya adalah bebas ASF dan PMK. Sedangkan kondisi babi kita kan sehat semua. Jika divaksin, kami takutkan menjadi sakit.
Kami khawatir dengan kondisi ini. Dengan kondisi sakit otomatis kita batal menjual ke luar Bali," keluh Alit Subagia Yasa saat dikonfirmasi, Selasa 6 September 2022.
Baca juga: Kenaikan Tarif Transportasi Umum Masih Dibicarakan, Ada Rencana Kenaikan Tarif Bus Perintis
Terakhir, kata dia, untuk proses pelaksanaan vaksinasi juga belum jelas. Kedatangan vaksin dan pembagiannya juga masih belum pasti dan jelas.
Terakhir, soal distribusi vaksin yang juga belum jelas. Kemungkinan, vaksinasi akan memprioritaskan perusahaan besar.