Berita Nasional
KSAD Dudung Minta TNI Hentikan Protes: Sudah Cukup! Tanggapi Permohonan Maaf Effendi Simbolon
Dudung juga menjelaskan tentang isu ketidakharmonisan dirinya dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
TRIBUN-BALI.COM - Konflik di tubuh TNI, nampaknya masih berlanjut.
Kabar ini pun telah menjadi atensi semua pihak, bahkan hingga DPR-RI.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, menerima permintaan maaf Anggota Komisi I DPR RI, Effendi Simbolon.
Dilansir TribunWow.com, Dudung juga menjelaskan tentang isu ketidakharmonisan dirinya dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Baca juga: KRONOLOGI Lengkap Soal Ribut-ribut Effendi Simbolon dan TNI, Hingga Tersebar Rekaman KSAD Dudung
Baca juga: BJORKA Ditangkap Bareskrim Polri, Diduga Masih Muda, Simak Berita Selengkapnya!

Dudung kemudian meminta seluruh jajaran TNI, untuk menghentikan protes mereka yang ramai-ramai menyatakan penolakan atas ucapan Effendi.
Sebagaimana diketahui, Effendi sempat mengkritik Dudung yang tidak hadir dalam rapat kerja Komisi I DPR RI dengan Kemenhan dan Panglima TNI pada Senin (5/9/2022) lalu.
Ia menyoroti isu perpecahan, antara Dudung dan Andika serta membandingkan TNI dengan gerombolan hingga ormas.
Setelah mendapat desakan dari jajaran TNI di berbagai daerah, Effendi pun meminta maaf atas ucapannya tersebut.
Dalam konferensi pers di Mabes AD, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022), Dudung menyatakan menerima permintaan maaf tersebut.

Ia kemudian menjelaskan bahwa perselisihan antara pemimpin TNI merupakan hal yang wajar.
Namun ini tidak berarti bahwa institusi mereka sedang berada di ambang perpecahan.
Lebih lanjut, Dudung meminta agar jajarannya menghentikan gelombang protes yang sempat disampaikan, karena Effendi sudah memenuhi tuntutan mereka.
"Permintaan maaf Pak Effendi dengan lapang dada saya nyatakan telah menerimanya," kata Dudung dikutip kanal YouTube KOMPASTV.
"Dan saya sampaikan kepada seluruh jajaran agar menghentikan untuk kegiatan-kegiatan untuk menyampaikan secara perorangan dan lain sebagainya.
Sudah cukup, beliau sudah minta maaf, kita harus lebih dewasa, lebih legowo."