Berita Buleleng

Desa Tembok Buleleng Bangun Tower Internet dari Bambu, Prihatin Siswa Cari Wifi Sejauh Tiga KM

Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali membangun tower jaringan internet.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Istimewa
Proses pembangunan tower jaringan internet dari bahan bambu di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali membangun tower jaringan internet.

Bahannya bukan seperti material bisanya, mereka memakai bambu.

Pembangunan menara ini karena tingginya kebutuhan masyarakat dengan jaringan internet.

Tower dengan material bambu ini dibangun agar jaringan internet di Desa Tembok dapat dinikmati merata oleh masyarakat.

Tahun 2022, ternyata internet belum bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat.

Masih banyak daerah susah sinyal di tengah gaung pemakaian teknologi.

Baca juga: AKSI Vandalisme Pura Desa Sudaji Dilaporkan Krama ke Polres Buleleng, Simak Beritanya!

"Tower jaringan internet ini dibangun setinggi 15 meter di Balai Banjar Sembung, Desa Tembok. Lokasi itu dipilih sebab wilayah tersebut masih blankspot," kata Perbekel Desa Tembok, Dewa Komang Yudi Astara, Kamis (20/10)

Ia mengungkapkan, pelajar dari wilayah tersebut kerap berkumpul berjam-jam di Kantor Desa.

Kadang juga di rumah perbekel yang jaraknya kurang lebih tiga kilometer.

Bayangkan ini hanya untuk mengakses internet gratis terkait pengerjaan tugas sekolah.

Dewa Yudi kemudian berinisiatif untuk menjalin kerja sama dengan Common Room, ICT Watch, Relawan TIK dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (PJII) untuk membangun tower jaringan internet di Banjar Dinas Sembung.

Tower dibangun dengan menggunakan bahan bambu untuk menekan biaya.

Anggaran yang dikeluarkan oleh aparat Desa Tembok untuk membangun tower ini hanya sekitar Rp20 juta lengkap dengan peralatan internet yang dibutuhkan.

Baca juga: BUMD Buleleng Diharapkan Berikan Pelayanan Prima ke Masyarakat

Meski menggunakan bambu, tower tersebut diyakini bisa bertahan hingga lima atau tujuh tahun ke depan.

Sebab bambu yang digunakan sebelumnya telah menjalani uji lab di Institut Teknologi Bandung (ITB). Sehingga bambu yang digunakan dijamin kuat dari hantaman bencana seperti angin kencang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved