G20 di Bali

7 Instalasi Baru Karya Seni di Bandara Ngurah Rai Sambut Delegasi KTT G20, Ini Kata Menparekraf

7 Instalasi Baru Karya Seni di Bandara Ngurah Rai, Menparekraf : Jadi Suguhan Bagi Delegasi KTT G20

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Harun Ar Rasyid
(Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)
Salah satu instalasi karya seni baru yang ada di terminal kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. 

Setiap cerita bertindak sebagai pengingat akan sifat tangguh dari dunia dan bagaimana dunia ini berkuasa untuk memelihara kehidupan dan makhluk-makhluk yang tinggal di dalamnya.

Selain karya-karya seni tersebut, juga ada instalasi karya seni dari Gus Ari berjudul 'The Tree of Life" atau pohon kehidupan yang merupakan sebuah metafora umum yang melambangkan keterkaitan seluruh makhluk hidup dalam semesta ini.

Metafora ini menjadi kerangka bagi pemikiran ekologis di mana seluruh wilayah, sistem, dan makhluk saling berhubungan dan tak terpisahkan.

Dengan menghargai ibu pertiwi dan bagaimana ia membentuk ekosistem yang mengelilingi manusia, pohon kehidupan juga merupakan paradigma yang provokatif untuk merenungkan kreativitas menyajikan ilmu pengetahuan kebijaksanaan leluhur, dan wawasan dalam diri seseorang.

Kemudian ada deretan instalasi karya seni lainnya seperti "Nawa Dewata" karya dari studio desain inovatif Atelier Seni, "Konstruksi Semesta" karya Made Wiguna Valasara, serta "Mataya Gate" karya Yoka Sara.

Khusus "Mataya Gate", instalasi karya seni ini ditempatkan di terminal keberangkatan internasional Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai.

Ditempatkan diantara ruang check in dan boarding room, Mataya Gate memiliki makna gerbang persembahan yang mengantarkan kepulangan pengunjung dengan selamat.

Selain instalasi karya seni di terminal kedatangan dan keberangkatan internasional Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, PT. Angkasa Pura I juga melakukan revitalisasi dan beautifikasi area lain.

Yakni General Aviation Terminal (GAT) dan Gedung VVIP Existing.

Disamping itu juga ada pembangunan terminal VVIP baru yang pengerjaannya dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Sehingga para delegasi terutama kepala negara peserta KTT G20 bisa merasakan hospitality Indonesia setibanya mereka di bandara," imbuh Menparekraf Sandiaga.

Menparekraf Sandiaga menegaskan, Presidensi G20 Indonesia merupakan momentum besar yang harus dijaga dalam upaya bersama memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air.

Keterlibatan aktif dari seluruh unsur masyarakat dan juga pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif serta pihak-pihak terkait lainnya harus dapat dipastikan guna memastikan pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia benar-benar memberikan dampak yang luas, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat.

Khususnya dalam mendorong kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja

"Pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia akan menghadirkan citra yang sangat positif terhadap Indonesia. Bahwa Indonesia sebagai negara yang terkena dampak dari COVID-19 yang cukup tinggi, namun dapat bangkit dan membuktikan diri mampu menjadi tuan rumah penyelenggaraan event dunia. Presidensi G20 Indonesia juga akan menjadi etalase terhadap ragam budaya yang begitu beragam yang dimiliki Indonesia," jelas Sandiaga.

"Sehingga diharapkan kepercayaan masyarakat dunia terhadap Indonesia semakin tinggi dan semakin memantapkan posisi Indonesia sebagai destinasi kelas dunia yang berkualitas dan berkelanjutan," demikian kata Sandiaga.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved