Berita Badung
Job Fair Tidak Maksimal Menyerap Tenaga Kerja, Disprinaker Badung Sebut Kompetensi Yang Penting
Job Fair disebut tidak maksimal menyerap tenaga kerja, Disprinaker Badung sebut kompetensi yang penting.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Bursa kerja (job fair) dipandang tidak makaimal menyerap tenaga kerja saat ini. Bahkan dalam penyerapan tenaga kerja, saat ini dibutuhkan kompetensi.
Hal itu pun dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Badung, Putu Eka Mertawan saat dikonfirmasi Senin 7 November 2022.
"Kita tidak merancang job fair lagi, karena tidak maksimal menyerap tenaga kerja," kata Eka Merthawan.
Kendati demikian, pihaknya memilih bekerjasama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) guna mengatasi pengangguran terbuka yang terus meningkat.
Pihaknya mengakui, hasil evaluasi bursa kerja setahun sekali itu tidak banyak menyerap tenaga kerja.
"Jadi polanya kita ubah sekarang dari dulu kita siapkan bekerjasama dengan LPK. Sehingga bisa meningkatkan Kompetensi untuk tenaga kerja," ujarnya.
Eka Mertawan mengakui kebutuhan industri yang mengharuskan pekerja tersertifikasi.
Berbeda halnya dengan rekrutmen tahun sebelumnya yang tidak mengharuskan pekerja tersertifikasi.
"Sekarang harus pekerja tersertifikasi, kalau dulu beda asal bisa bahasa inggris, entah tamat S1, SMA masuk. Itu dulu polanya, sekarang kemampuannya apa, kompetensinya apa, ini yang dibutuhkan," jelasnya.
Baca juga: Jelang KTT G20 di Bali, ITDC Utilitas dan SUN Energy Resmikan Proyek PLTS The Nusa Dua
Birokrat asal Sempidi itu mengakui, memilih kerja sama dengan LPK di Badung untuk mengakomodir angkatan kerja.
Sebab, LPK pastinya memiliki jaringan perusahaan yang membutuhkan karyawan sesuai kopetensi yang dikembangkan LPK.
"Buktinya, kalau tahun lalu sebelum Covid terserap hanya 5 ribu pekerja setahun, sekarang justru pertahunya melebihi 25 ribu, jadi LPK ini yang proaktif menjalin kerjasama semua lowongan pekerjaan. Bahkan, masih sekolah sudah bekerja," katanya.
Diakui untuk di Badung ada 42 LPK yang bekerja sama dengan pemkab Badung. Bahkan penyaluran tenaga kerja, kata Eka Mertawan tidak hanya di dalam negeri, namun juga peluang kerja di luar negeri.
"Jadi bukan tertumpu pada job fair aja setahun sekali, pembukaan meriah tapi outputnya rendah kami tidak mau," ucapnya.
Dikatakan ada empat inovasi yang dikemas Disperinaker untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan pasca Covid-19.
Seperti, Inovasi Badung Siki (Inovasi Badung Siap Kerja Mandiri), inovasi Pejati (Pelatihan Kerja Produktif dan Mandiri), Inovasi Marmer (Magang Kerja Merdeka), Inovasi Badung Panten (Pekerja Kompeten).
(*)
