Berita Bali

The Golden Toilet in Winter Karya Ketut Putrayasa, Sindiran Budaya Privat Dipertontonkan ke Publik

Seperti inilah instalasi The Golden Toilet in Winter, menyindir budaya menghadirkan ranah privasi ke ruang publik karya seniman I Ketut Putrayasa.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Putu Supartika
Instalasi The Golden Toilet in Winter karya I Ketut Putrayasa yang ditampilkan di Penggak Men Mersi. 

Wayan Jengki Sunarta membacakan puisi garapannya sendiri berjudul Toilet Emas. 

Puisi yang dibuat pada Hari Pahlawan 10 November 2022 itu diambil dari judul seni instalasi karya Ketut Putrayasa The Golden Toilet in Winter.

"Puisi tersebut saya buat khusus untuk merespons karya instalasi Ketut Putrayasa. Puisi tersebut berbicara tentang kritik sosial, juga mengkritik kekuasaan yang rakus, tamak dan jumawa, memangsa alam dan rakyat jelata demi kepuasan diri dan kelompok elitenya," kata Jengki Sunarta.

Baca juga: Profil Jegeg Bulan Penyanyi Asli Lagu Bali Viral Care Bebek, Beri Izin Cover Dengan Catatan Ini

Karya instalasi Putrayasa juga direspons gerak tari teaterikal oleh seniman Achmad Obe Marzuki.

Kelian Penggak Men Mersi, Kadek Wahyudita mengapresiasi lompatan kreativitas Ketut Putrayasa. 

Pemilik Rich Stone ini dipandang sebagai sosok seniman yang selalu memiliki gagasan cemerlang dan berani tampil out of the box. 

Selain lihai melahirkan karya-karya spektakuler, Putrayasa juga sering menyisipkan kritik cerdas untuk senantiasa mengingatkan kepada kita arti dari kehidupan yang harmonis. 

Baik bersama alam, manusia, maupun kepada sang Maha Pencipta. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved