Berita Bali

Tahun 2022 Kasus HIV di Bali Sentuh Angka 992 dan AIDS 510 Orang, Penularan Tertinggi Tanpa Pengaman

Pada rentang waktu sejak Bulan Januari sampai Oktober 2022 ada 992 kasus HIV baru. Sementara ada 510 orang sudah masuk dalam stadium AIDS.

Tribun Bali/ Net
Kampanye Aids - Tahun 2022 Kasus HIV di Bali Sentuh Angka 992 dan AIDS 510 Orang, Penularan Tertinggi Tanpa Pengaman 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pada rentang waktu sejak Bulan Januari sampai Oktober 2022 ada 992 kasus HIV baru.

Sementara ada 510 orang sudah masuk dalam stadium AIDS.

Hal tersebut disampaikan oleh, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali baru yakni I Nyoman Gede Anom.

Ia mengatakan penemuan kasus tersebut merupakan penemuan di layanan kesehatan Bali tanpa memandang asal pasien, baik warga Bali maupun warga non Bali.

Baca juga: Perubahan Bentuk Kuku Ternyata Jadi Tada Awal Penyakit Berbahaya: Sakit Jantung Hingga HIV/AIDS


“Penularan tertinggi melalui hubungan hetroseksual tanpa pengaman 74 persen, hubungan homoseksual tanpa pengaman 17 persen dan penggunaan jarum suntik tidak steril 3 persen,” jelasnya pada, Sabtu 3 Desember 2022. 

Lebih lanjut ia mengatakan, dari target 95 persen ODHIV yang mengetahui status HIV nya, Bali baru mencapai 87 persen.

"Tentunya kita harus tetap berusaha menemukan kasus-kasus baru yang belum datang ke layanan kesehatan. Jadi bagaimana caranya mendorong masyarakat agar mau memeriksakan statusnya dengan tujuan penemuan kasus secara dini sekaligus pengobatan secara dini."

Baca juga: Ayu Dewi Antar Suami ke Dokter, Denise Chariesta: Tes HIV Ya?


“Makna perayaan HAS 2022 memiliki tema Satukan Langkah Cegah HIV, Semua Setara Akhiri AIDS. Kita merayakan dengan tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian HIV,” tambahnya. 


Hal tersebut dilakukan agar semua orang mampu mencegah diri sendiri, keluarga, dan masyarakat lingkungannya dari penularan HIV.

Promosi kesehatan, pencegahan, dan deteksi dini HIV AIDS harus dilakukan dengan intensif. Setiap orang harus tahu status HIV-nya.

Jika ada yang berstatus HIV-positif, maka mereka harus mendapatkan pengobatan

ARV seumur hidup agar tetap sehat, produktif dan mempunyai kualitas hidup yang tinggi.

“Yang sudah kita kerjakan adalah meningkatkan jumlah layanan testing dan pengobatan, wajib tes pada ibu hamil-pasien tb-pasien ims-pasien hepatitis-populasi kunci-wbp-pasangan ODHIV, notifikasi pasangan dan anak, pemberian alat pencegahan, pencegahan penularan dari ibu ke anak, uji saring donor darah, pemberian profilaksis untuk pre dan post pajangan, program triple eliminasi HIV-Sifilis-Hepatitis pada ibu hamil, pemeriksaan early infant diagnosis EID pada bayi baru lahir dan yang utama pemberian ARV pada ODHIV dengan konsep pengobatan juga sekaligus sebagai pencegahan penularan Treatment as Prevention,” paparnya. 

Baca juga: KASUS HIV/AIDS di Badung, Paling Banyak Diderita Usia 20-29 Tahun 

Sementara untuk terdapat beberapa dukungan sarana tes dan pengobatan ARV, dukungan alat-alat pencegahan penularan, sarana tes dan pengobatan IMS, dukungan profilaksis untuk pencegahan TB pada ODHIV, dukungan pemeriksaan EID, dukungan pemeriksaan Viral Load.

Dukungan dan pendampingan bekerja sama dengan LSM.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved