BBM Langka

Solar dan Pertalite Masih Langka, Pelaku Pariwisata Bali Minta Pertamina Tanggungjawab

I Nyoman Subrata, Sekjen Asita Bali, yang sekaligus pengusaha travel di Pasar Asia, mengatakan agar Pertamina bertanggung jawab pada langkanya solar.

Istimewa
I Nyoman Subrata, Sekjen Asita Bali, yang sekaligus pengusaha travel di Pasar Asia, mengatakan ia pun menyusun beberapa strategi agar kendaraan-kendaraan travelnya tetap mendapatkan solar dan Pertalite. 

Jumlah kendaraan travel yang ia miliki sebanyak 15 kendaraan.

Yang terdiri dari kendaraan jenis Innova yang menggunakan solar, dan Avanza yang menggunakan Pertalite semua.

Kerugian terbesar terjadi pada kendaraan yang gunakan Pertalite.

Untuk kendaraan yang menggunakan solar, yang subsidi dinilai harganya masih murah.

Sementara untuk Pertalite di mana sebelumnya harganya sudah alami kenaikan dari Rp 8 ribu menjadi Rp 10 ribu.

Lalu beralih ke Pertamax menjadi Rp 14 ribu, tentunya akan sangat memberatkan dan ia pun berharap ada jalan keluar dari pemerintah.

I Nyoman Subrata, Sekjen Asita Bali, yang sekaligus pengusaha travel di Pasar Asia, mengatakan ia pun menyusun beberapa strategi agar kendaraan-kendaraan travelnya tetap mendapatkan solar dan Pertalite.
I Nyoman Subrata, Sekjen Asita Bali, yang sekaligus pengusaha travel di Pasar Asia, mengatakan ia pun menyusun beberapa strategi agar kendaraan-kendaraan travelnya tetap mendapatkan solar dan Pertalite. (Istimewa)

 

“Kami memang belum hitung detail (kerugiannya), karena baru seminggu tetapi kami pastikan dari selisih harga Pertalite Rp 10 ribu ke Pertamax Rp 14 ribu, sekian itu sudah pasti mengakibatkan kerugian.

Kalau saja satu mobil 10 liter lalu dikalikan Rp14 ribu, dan dikalikan sekian mobil sudah berapa kerugian per hari,” paparnya.

Kondisi ini baru berjalan seminggu, dan baru dari sisi kendaraan yang ia miliki.

Ia pun membandingkan dengan bagaimana kondisi Pawiba dan ribuan transport kendaraan di Bali pasti akan menjerit dengan kondisi seperti ini.

Tentunya harus segera dicarikan solusi.

Dan solusi pertama adalah Pertamina, harus bertanggung jawab pada stok BBM bersubsidi.

“Kalau memang stok subsidinya sudah habis, dalam waktu tempo yang seharusnya habis.

Maka harus diperhitungkan cara yang jangka panjang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved