Berita Bangli
200 Siswi SMP Menari di Jalan Utama Penglipuran Bangli, Simak Beritanya!
Sumiarsa mengatakan Alas Gesing atau hutan bambu ini, merupakan tarian baru yang diciptakan oleh yowana Penglipuran bekerjasama dengan ISI Denpasar.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Ratusan siswi SMP di Bangli, ikut serta dalam pembukaan Penglipuran Village Festival (PVF) IX, Jumat (9/12/2022).
Tarian yang ditampilkan di sepanjang jalan utama Penglipuran, sontak menyita perhatian para pengunjung.
Manajer Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiarsa, kolaborasi antara Desa Penglipuran dengan sekolah baru pertama kali dilakukan.
Ada dua sekolah yang terlibat, yakni SMPN 1 dan SMPN 2 Bangli, dengan total 200 siswi.
Baca juga: Destinasi Wisata Bali, Penglipuran Village Festival 9-14 Desember 2022: Parade Budaya dan Lainnya
Baca juga: Sekjen UNWTO Kagumi Keindahan Desa Wisata Penglipuran Bangli

"Latihannya disiapkan masing-masing sekolah.
Satu hari jelang pembukaan baru dilakukan gladi.
Para siswi menampilkan tari kolosal, yang mana tari yang dibawakan adalah Tari Pendet," jelasnya.
Pantauan di lokasi, mula-mula lima siswi keluar dari setiap angkul-angkul rumah warga.
Kemudian mereka menari di sepanjang jalan utama, tepatnya dari jaba pura sampai perempatan desa.
"Upaya ini tujuannya untuk menampilkan lagi suasana desa.
Saat menari, siswa ini mengenakan pakaian khas tempo dulu," ungkapnya.

Tepat setelah penampilan tari kolosal, dilanjutkan dengan penampilan fragmentari Alas Gesing.
Sumiarsa mengatakan Alas Gesing atau hutan bambu ini, merupakan tarian baru yang diciptakan oleh yowana Penglipuran bekerjasama dengan ISI Denpasar.
Dijelaskan fragmentari Alas Gesing ini, menceritakan tentang asal muasal hutan bambu Penglipuran.
Di mana sesuai sejarahnya berawal saat peperangan antara Raja Buleleng dan Raja Bangli.
Sebelum menyerang, imbuhnya, Raja Buleleng yakni Panji Sakti dan pengikutnya sempat beristirahat di sebuah tempat.
Makanan ini diangkut menggunakan bambu.
Begitupun senjata yang mereka gunakan yakni bambu runcing.
"Setelah peperang tersebut, banyak senjata bambu runcing yang dibuang. Akhirnya bambu terbut tumbuh dan kini menjadi hutan bambu di Desa Penglipuran," ungkapnya.

Sumiarsa mengaku tarian ini dibuat sekitar enam bulan.
Fragmentari ini dibawakan oleh 20 orang laki-laki dan perempuan.
"Fragmentari yang dibawakan ini menyesuaikan dengan tema yang dibawakan, yakni Kalpataru," imbuhnya.
3.000 Tamu Per Hari
Penglipuran Village Festival (PVF) IX, digelar mulai tanggal 9 Desember hingga tanggal 14 Desember 2022.
Manager Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiarsa, mengatakan ada berbagai kegiatan yang digelar selama enam hari pelaksanaan PVF IX.
Mulai dari parade budaya, lomba mebat STT se Bangli, lomba tari baris tunggal, lomba bapang barong dan mekedeang dan sebagainya.
Sumiarsa tidak memungkiri jika pelaksanaan PVF tahun ini lebih singkat dari tahun-tahun sebelumnya, yang bisa sampai dua pekan.
Ini karena pertimbangan keterbatasan fasilitas parkir.
"Penglipuran sekarang ini kan lonjakan pengunjung setiap hari makin meningkat.
Apalagi ini akhir tahun, kalau kita laksanakan terlalu lama dikhawatirkan wisatawan tidak mendapatkan parkir yang layak saat berkunjung.
Itulah salah satu faktor yang jadi pertimbangan kami untuk menyekat pelaksanaan festival," ungkapnya.
Lantas disinggung soal target kunjungan, Sumiarsa mengaku pihaknya menggunakan patokan target weekend.
Yakni 3.000 tamu per hari.
"Kalau hari-hari biasa kan jumlah kunjungannya 1.000 sampai 1.500 orang per hari," tandasnya.
Sementara Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta berharap pelaksanaan PVF IX menjadi momentum kebangkitan pariwisata pasca pandemi Covid-19.
Pihaknya juga menegaskan pemerintah daerah telah berupaya untuk terus meningkatkan fasilitas pendukung pariwisata.
Salah satunya jalan hotmix di sekitar Penglipuran.
"Saya telah diskusi dengan pihak pengelola yang terus melakukan pembenahan tiap tahun, untuk membangun fasilitas-fasilitas baru yang tentunya bisa jadi destinasi lain.
Seperti tahun ini dengan melakukan penataan hutan bambu.
Sehingga kunjungan wisatawan tidak hanya terpusat di desa saja," tandasnya. (*)