Lukas Enembe Ditangkap

Buntut KPK Tangkap Gubernur Papua Lukas Enembe, Satu Orang Tewas saat Serang Petugas di Bandara

Buntut KPK Tangkap Gubernur Papua Lukas Enembe, Satu Orang Tewas saat Serang Petugas di Bandara

kompas.com
Kompas.com A-A+ Gubernur Papua Lukas Enembe menaiki pesawat terbang menuju ke Jakart setelah ditangkap di sebuah restoran di Jayapura, Selasa (10/2/2022). | Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK Ai Fikri menyebut kondisi kesehatan Gubernur Papua, Lukas Enembe tak seperti yang disebutkan pengacaranya. 

Lukas Enembe terlibat kasus dugaan suap dan gratifikasi terkait proyek yang bersumber dari APBD Pemprov Papua.

Lukas ditetapkan sebagai tersangka bersama pemberi suap, yakni Rijatono Lakka (RL), Direktur PT Tabi Bangun Papua.

Adapun terhadap tersangka Lukas belum dilakukan penahanan, sedangkan Direktur PT TBP telah ditahap selama 20 hari, mulai 5 Januari 2022.

Terbaru, Lukas Enembe ditangkap KPK di Kota Jayapura, Papua, kemudian dibawa ke Jakarta melalui jalur udara pada Selasa (10/1/2023).

Ia diberangkatkan ke Jakarta menggunakan pesawat dengan nomor registrasi PK-RAW dari pangkalan TNI AU Silas Papare.

Seorang Simpatisan Lukas Enembe Meninggal di Papua

Diberitakan Tribunnews.com, seorang simpatisan Gubernur Papua, Lukas Enembe meninggal setelah tertembak saat kericuhan di area Bandara Sentani, Papua pada Selasa (10/1/2023).

Kericuhan itu, diketahui terjadi saat Lukas Enembe dijemput paksa penyidik KPK.

"Iya benar ada yang tewas tertembak," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Prabowo, ketika dikonfirmasi, Selasa (10/1/2023).

Ignatius mengatakan, kejadian tersebut bermula ketika Lukas Enembe masih berada di Bandara Sentani untuk dibawa menuju Jakarta.

Pada waktu itu, sejumlah simpatisan Lukas Enembe mencoba memasuki Landasan Udara Bandara Sentani sebagai bentuk protes atas penangkapan Gubernur Papua.

Ignatius menyebut, para pendukung Enembe mencoba melakukan penyerangan terhadap petugas yang mengamankan lokasi Bandara.

Sehingga, petugas melakukan upaya untuk menghentikan perbuatannya karena membahayakan.

Petugas di lapangan sudah memberi tembakan peringatan kepada massa.

Namun, peringatan tersebut, tidak diindahkan oleh simpatisan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved