serba serbi

Besok Siwaratri, Momen Sadar dan Bangkit dari Keterpurukan Pandemi, Ini Penjelasan Dosen UNHI

Umat manusia diharapkan membangkitkan sinar itu dari kecil, menjadi besar dengan melakukan pemujaan terhadap Dewa Siwa.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Yunia/Tribun Bali
Drs. Ida Bagus Suatama, M.Si menjelaskan, Siwaratri sendiri berasal dari kata Siwa yang memiliki tiga arti yaitu, bangkit, bijaksana, dan sejahtera. Namun, pada waktu Siwaratri ini, penekanan makna Siwa itu sendiri merujuk kepada bangkit sehingga sinar dalam tubuh manusia semakin sadar. 

Dalam kesempatan ini, umat Hindu dapat memohon kepada Tuhan agar diberikan jalan untuk kehidupan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Sebelumnya manusia telah dibelenggu oleh pandemi hampir tiga tahun lamanya.

Oleh karena itu, pada perayaan Siwaratri ini manusia dapat memohon kebangkitan dari pandemi yang saat ini juga masih dalam suasana tahun baru,” tambahnya.

Dari segi Jnana Marga, perayaan Siwaratri juga dapat dilakukan dengan berjapa menghaturkan mantra “Om Namah Shivaya” sebagai pembersih Bhuana Agung dan Bhuana Alit.

Umat juga dapat menyanyikan (mekidung) dengan melankolis dan halus nama Dewa Siwa.

Bisa juga yang menjalankan Siwaratri dengan menulis nama Dewa Siwa, menyuarakan nama Dewa Siwa dengan lantang, atau bergumam nama Dewa Siwa.

Atau bisa juga dengan teori Lubdaka, yaitu diam tanpa mengucapkan satu kata pun alias diam seribu bahasa seperti yang Lubdaka lakukan.

Dalam melaksanakan Siwaratri, begadang, puasa, diam seribu bahasa sebagai bentuk Brata yang wajib dilakukan manusia.

Namun, apabila umat tidak bisa memenuhi kewajiban tersebut, Drs. Suatama mengatakan hal tersebut tak perlu dilaksanakan.

“Itu brata namanya, tapi pelaksanaannya jangan sampai terpaksa, tapi, jangan sampai juga membuat manusia menjadi lemah dan terhanyut akan duniawi.

Makan seenaknya, minum seenaknya, apalagi minum-minuman keras, itu tidak boleh, dalam kondisi apapun itu dilarang,” tegas Drs. Suatama.

Pelaksanaan Siwaratri ini pun boleh dilakukan dilakukan bersama ataupun sendiri, tetapi jangan sampai ke tempat sepi dan membahayakan.

Kesimpulannya, Siwaratri kali ini diharapkan manusia dapat menjadi manusia yang sadar dan bangkit untuk lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Dan semua seluruh daerah, baik di Bali maupun di seluruh dunia dapat bangkit dari keterpurukan pandemi yang sudah berlalu. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved