Berita Bali

Dilema Unggit Soal Arak dan Pergub Bali Bisa Pengaruhi Generasi Muda, Simak Penjelasannya

Namun, Unggit masih ragu karena khawatir kebijakan tersebut, dapat mempermudah masyarakat mengonsumsi arak, khususnya para generasi muda.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Yunia/Tribun Bali
Kadek Dharma Apriana alias Unggit Desti saat ditemui di warungnya, Pan-Tantri di wilayah Sanur, Denpasar mengungkapkan kekhawatiran kebijakan arak termasuk Hari Arak dapat memberikan pengaruh buruk untuk generasi muda. 

Hal ini tidak hanya berlaku untuk generasi muda saja, tetapi orang dewasa agar tetap mengontrol diri saat menikmati alkohol.

Unggit pun khawatir apabila para pelanggannya harus pulang, dalam keadaan mabuk dan mengalami kejadian yang tidak diinginkan.

“Mereka ditunggu orang tuanya di rumah, nanti orang bilang 'minum di Pan-Tantri sampai mabuk', kan jelek juga.

Saya tidak hanya menjual arak saja, tetapi saya juga menjaga karena kalau di Pan-Tantri saya adalah orang tuanya,” ujarnya.

Menurut penuturan Unggit, sejauh ini tidak ada pengunjung yang mabuk, tetapi mereka lebih mengalami kerasukan karena aura pesisir yang kuat.

Kepada pengunjung saudara-sebotol Bali, Unggit berharap agar menjadi peminum yang bijak dan selalu menjaga lokalan Bali.

Peminum juga harus bijaksana dan bertanggung jawab akan keseimbangan tubuh dalam mengonsumsi arak.

“Ketika arak itu bisa ditawarkan dengan baik, maka dia akan menjadi layaknya Dewa, tetapi jika overload akan menjadi bhuta.

Teman dianggap musuh, akhirnya tidak tahu jalan, dan akhirnya jatuh karena tidak melihat,” tutup Unggit. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved