Pagar Bambu di SDN 2 Sambangan Buleleng Akhirnya Dibuka, Begini Kisahnya

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Pagar bambu yang dipasang seorang oknum, untuk menutup akses siswa menuju ke ruang perpustakaan SDN 2 Sambangan, akhirnya dibuka pada Minggu (29/1/2023).

Bahkan oknum tersebut berjanji, akan memberikan izin kepada pihak sekolah apabila ingin melakukan perbaikan ringan terhadap gedung sekolah, yang mengalami kerusakan sejak 2017 silam itu.

Perjanjian itu dituangkan, dalam berita acara kesepakatan penggunaan lahan sekolah, yang ditandatangani oleh MS selaku oknum yang mengklaim kepemilikan lahan sekolah.

Serta I Made Sarjana, selaku Kepala Sekolah SDN 2 Sambangan.

Berita acara dibuat pada Minggu (29/1/2023).

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 SD Subtema 3 Pembelajaran 2 Halaman 121 122: Aku, Sarjana Pemulung

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 SD Subtema 3 Pembelajaran 2 Halaman 121 122: Aku, Sarjana Pemulung

Dalam berita acara itu disebutkan, MS bersedia memberikan kepada pihak sekolah untuk menggunakan lahan sekolah.

Serta memberikan izin, untuk melakukan perbaikan ringan agar proses belajar mengajar dan keamanam siswa terjamin.

Sementara terkait proses klaim lahan sekolah, akan tetap berjalan dan dikawal langsung oleh Dewan Pendidikan Buleleng.

Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, I Made Sedana mengatakan, pihaknya telah menggelar mediasi antara MS serta pihak sekolah.

Dari mediasi itu akhirnya MS bersedia membuka pagar bambu, yang ia gunakan untuk menutup akses siswa menuju ke ruang perpustakaan.

Beberapa barang bekas yang diletakan, di sekitar ruang perpusatakaan pun juga sudah dibersihkan.

Terkait proses klaim lahan, Sedana menyebut, pihaknya akan berdiskusi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Buleleng.

Serta Pj Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, untuk mencari solusi atas persoalan tersebut.

"Kami harap persoalan ini bisa diselesaikan baik-baik.

Jangan sampai mengganggu pembelajaran, kasian anak-anak.

Kalau terus berlarut akan berdampak pada pembelajaran.

Sudah ada pernyataan yang sejuk dari pihak yang mengklaim (MS,red).

Kami pun akan berdiskusi dengan Pemda untuk mencari solusinya," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, gedung SDN 2 Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng nampak memprihatinkan.

Hampir seluruh ruang kelasnya bocor.

Bahkan beberapa plafon yang ada di selasar nampak jebol.

Kerusakan ini terjadi sejak 2017 lalu.

Sekolah dengan jumlah murid 160 orang itu, sulit diperbaiki karena tersangkut kasus sengketa.

Seorang warga mengklaim kepemilikan atas lahan tempat berdirinya sekolah tersebut.

Pihak sekolah pun selama ini hanya bisa melakukan perbaikan ringan, dengan menggunakan dana BOS.

Kebocoran terjadi di beberapa ruang kelas hingga ruang guru.

Setiap hujan deras mengguyur, siswa terpaksa mencari tempat yang lebih aman dan belajar dengan berdesak-desakan.

Sementara guru juga harus menutup sejumlah berkas administrasi, yang ada di ruang guru dengan menggunakan kresek agar tidak basah.

Selain kerusakan pada gedung sekolah, okum yang mengklaim lahan tersebut juga menutup akses menuju mes guru yang saat ini digunakan sebagai ruang perpustakaan pada 2022 kemarin.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Buleleng, Made Astika mengatakan, sekolah tersebut dibangun sejak 1965 lalu atas hasil kesepakatan tukar guling antara pemerintah dengan pemilik lahan.

Di mana pemerintah dapat membangun sekolah di lahan tersebut, namun dengan syarat pemilik lahan dibuatkan saluran pengairan.

Astika juga menegaskan, berdasarkan surat keterangan dari BPN Singaraja, lahan tersebut kini telah berstatus menjadi fasilitas umum.

Namun Astika pun mengakui sekolah tersebut belum memiliki sertifikat, dan saat ini masih dalam proses pengajuan ke BPN Singaraja. (*)